Mungkin hari itu hari keberuntungan bagi Mocca. Darren yang akhirnya memberanikan diri untuk menemui Mocca pagi itu membuat Mocca menjadi sangat lega. Pertemuan itu tak hanya terhenti di pagi itu. Darren pemain futsal itu menemui Mocca di kantin. Mocca terkejut dengan kehadiran Darren yang menemuinya dan menyodorkan sebatang coklat untuknya. Sahabat-sahabat Mocca terus menjaili Mocca yang tengah gugup.
“Buat kamu.” Ujar Darren.
“Ha makasih ya.”
“Acieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.”
“Apaan sih kalian lebay deh.”
Tak disangka-sangka Reymond pun juga berada di sekeliling mereka. Dengan sigapnya Mocca langsung memberikan perhatian kepada Darren dengan suara yang kencang berharap Reymond mendengarnya.
“Kamu udah makan belom?”
“Kenapa?”
“Kalo belom makan bareng yuk disitu.” Ujar Mocca sambil menunjuk tempat duduk yang di pojok.
“Oke boleh.”
Reymond terus memandangi Mocca dengan penuh kekecewaan. Seketika itu Reymond langsung meninggalkan kantin.
(Maafin aku Rey, aku ngga bermaksud untuk melakukan ini, aku terpaksa biar kamu cepat move on dari aku.)
“Mocca..Mocca..”
“Eh iya ada apa?”
“Kita jadi kan makan disitu?”
“Ngga deh aku ke kelas aja deh ada tugas yang harus aku selesaiin.”
Mocca berlari menuju kelas. Mocca sangat sedih karena kejadian di kantin.
“Eh Moc kenape nangis lo?”
“Entah apa yang gue lakuin ini bener atau salah, gue tega banget ya sama Rey?”
Riri dan Fika tidak dapat berkata-kata lagi melihat Mocca menangis sesenggukan.
“Eh gimana nih fik?” Tanya Riri pada Rafika dengan bisik-bisik.
“Kita beliin permen di kantin aja.”
“Fikaaaaaaa orang lagi serius juga, Hmmm Mocca mending lu tenangin diri dulu deh.”
Entah apa yang harus Mocca lakukan. Semua yang dilakukan Mocca seperti menghipnotis dirinya. Kekecewaan yang dirasakan Reymond membuat Mocca merasa sangat bersalah, namun apa daya, Mocca terpaksa melakukan itu demi kebaikan bersama.
Tiba-tiba Reymond menghadang Mocca yang tengah berjalan pulang. Mocca tak menyangka Reymond akan menemuinya saat itu. Reymond tak segan untuk menanyakan penjelasan Mocca perihal peristiwa yang terjadi di kantin. Reymond juga mengungkapkan kecemburuannya terhadap sikap Mocca melalui matanya yang berlinang air mata.
“Mocca.”