Kini hari-hari Mocca dilengkapi dengan adanya Darren di sampingnya. Mocca berusaha membuka hatinya untuk Darren. Walau susah bagi Mocca untuk membuka hatinya, namun perhatian Darren membuat hati Mocca tersentuh. Darren yang terus memberikan perhatian kepada Mocca dari hal-hal kecil membuat hati Mocca terbuka sedikit demi sedikit. Mocca berharap Darren menjadi tambatan hati yang terakhir karena di masa SMA ini Mocca hanya ingin mendapatkan seorang lelaki yang bisa memberinya semangat dalam melakukan apapun.
Siapa sangka harapan itu tak lagi tertanam dalam hati Mocca. Mocca merasa ada sesuatu yang aneh dalam diri Darren. Perhatian tak lagi didapatkan Mocca. Darren bukan lagi Darren seperti pertama kali Mocca kenal. Darren yang setiap break-time selalu menemani Mocca di kantin, kini Mocca kembali bersama sahabat-sahabatnya. Mocca sempat berpikir bahwa perhatian Darren berpaling pada tugas-tugasnya karena Darren akan segera ujian sekolah.
Mocca berusaha mengerti dengan segala keadaan Darren yang tengah sibuk dengan tugasnya. Namun pengertian Mocca dipatahkan dengan foto Darren bersama wanita lain di sosial media. Mocca tidak menyangka Darren bisa melakukan itu. Mocca mencoba menelfon Darren beberapa kali namun tidak ada respon dari Darren. Mocca terus mencari Darren di sekolah bahkan di rumahnya, namun Darren tak kunjung menampakkan dirinya pada Mocca.
“Moc lo kenapa sih dari tadi? Kaya lagi bingung nyari sesuatu gitu.” Tanya Riri sahabatnya.
“Tau nih Mocca dah kek setrika aja.” Sahut Fika.
“Gue bingung, Darren kok ga masuk ya padahal hari ini dia kan ada jadwal wawancara tugas.”
“Lah mana gue tau emang gue emaknya.”
“Kesel deh gue sama Darren, masa nih ya Darren malah foto berdua bareng cewe lain, diupload lagi di intagramnya.”
Riri dan Fika terkejut mendengar hal itu.
“Whatttt? Serius lo Moc?”
“Serius gue nih kalian liat aja sendiri.”
“Loh ini kan anak IPA.” Ucap Riri
“Masa sih? Kok gue ngga tau?”
“Yaelah ini anak IPA, jelas aja lo ngga tau, lo pacaran mulu.”
“Nyebelin deh si Darren.”
“Mending lo samperin aja si cewenya tuh.” Ucap Fika.
“Idih males banget gue.”
“Eh Moc bener juga tuh kata Fika, lo tanya aja dulu yang ngajakin jalan dia dulu ato Darren, karena nih ya menurut gue, Darren itu badboy gitu yang suka mainin perasaan cewek cewek gitu”
"Ri kenapa lo baru ngomong sekarang sih?"
"Ya abisnya dulu lo ngotot banget sih sama ide lo yang konyol itu."
Mendengar itu, Mocca langsung menemui Klara, wanita yang berfoto mesra dengan Darren.
“Permisi..”
Kebetulan di kelas IPA sedang tidak ada guru yang mengajar.
“Iya, ada apa ya?” Tanya salah satu murid di kelas IPA.
“Gue mau ketemu Klara dong.”
“Oh ya bentar ya, gue panggilin dulu.”
Tak sampai hitungan menit, Klara pun keluar menemui Mocca.
“Permisi ada apa ya cari gue?” Tanya Klara.
“Lo Klara?”
“Iya gue Klara.”
“Oh gini gue mau nanya, Lo kenal sama Darren?”
“Darren kakak kelas?”
“Iyalah Darren sapa lagi emang.”
“Oh iya kenal.”
“Lo sapanya Darren?”
“Temen sih cuma lagi deket aja.”
“Deket? Lo kemarin diajakin jalan kan sama Darren?”
“Iya, hm bentar deh lo sapanya Darren ya kok sampe tau gue jalan sama Darren?”
“Gue pacarnya Darren dan kita masih belom ada kata putus.”