Mocca untuk Senja

Lea Effreta Immanuel
Chapter #7

"Dia lebih muda, Aku lebih tua"

Mocca teringat dengan ucapan sahabatnya yang mengira bahwa Senja menyukainya. Namun Mocca penasaran apakah Senja benar menyukainya atau tidak. Melihat sisi baik Senja memang terlihat dia adalah laki-laki yang perhatian dan bertanggung jawab. Mocca tidak ingin GR dengan sikap Senja yang sebenarnya perhatian terhadap Mocca karena Mocca tidak ingin kejadian di masa lalu terulang kembali. (Masa iya sih tuh cowo suka sama gue. Adek kelas lagi. Btw siapa ya namanya? Ah bodo amat lah.)

Senja memang anak yang jail, sedikit jutek tapi memiliki sisi romantis. Senja selalu saja menggoda Mocca. Mungkin dengan cara itu Senja bisa mendekati Mocca bahkan mengambil hatinya. Saat itu Mocca sedang membaca buku di samping halaman sekolah.

“Cewekkkkk...”

“Arrgghhh jangan jangan..” Teriak Mocca

Saking traumanya Mocca menutup telinga dan memejamkan matanya hingga buku yang dia baca terjatuh.

“Eh eh ini gue Senja.”

(Oh jadi namanya Senja.)

“Dasar lo ya, mau bikin gue jantungan lo ya?!”

“Sorry sorry abisnya serius amat deh, baca apaan sih?”

“Kepo!”

“Kok kepo sih. Wah ada cicak tuh.”

“Hahhh???? Cicak ?? Usir usir cepet..”

Mungkin ini yang dinamakan gerak refleks. Mocca memeluk Senja tanpa sadar. Senja terus memandangi wajah lucu Mocca yang ketakutan.

“Lucu deh kalo lagi takut.”

Mocca langsung melepas pelukan itu.

“Sorry sorry gue ngga sengaja.”

“Ngga papa kok.”

“Lo sengaja ya ngerjain gue.”

“Takut cicak kan?”

“Sok tau!”

“Emang gue tau, gue ambilin cicaknya ya.”

“Eh jangan jangan.”

“Nah takut kan..” Ledek Senja sambil mentertawakan Mocca

“Nyebelin banget sih lo.”

Mocca hendak meninggalkan Senja.

(Gimana caranya ya gue minta nomor handphonenya, arggg kenapa gue jadi mati kutu gini sih.)

Baru lima kali melangkahkan kakinya, Mocca berhenti sejenak lalu kembali menemui Senja.

“Kok balik?”

“Mana tangan lo..”

“Buat apaan?”

“Udah siniin.”

Entah apa yang ada di hati dan pikiran Mocca hingga dia menuliskan nomornya handphonenya di tangan Senja.

“Nomor siapa nih?”

“Bawel, ini kan yang lo mau?! Udah ah gue mau masuk kelas.”

(Nomor siapa ya yang dia tulis ini, masa iya nomor dia sih? Tapi bagus dong kalo ini beneran nomor dia, ya mudah-mudahan aja deh bener nomor dia.)

“Eh bentar deh kenapa jadi gue sih yang ngasi nomor handphone, harusnya kan dia.”

“Woiiiii.” Teriak Riri dan Fika

“ihhhhh kalian nih ya bikin kaget aja.”

“Abisnya lo bengong aja, kenapa sih lo akhir-akhir ini doyan bengong?” Tanya Riri

“Kesambet kali Ri.” Sahut Fika

“Elo kali yang kesambet. Ternyata namanya Senja.”

“Senja???”

“Iya yang nolongin gue waktu itu Ri.”

“Ohhhhhh ya ya, oh namanya Senja, bagus sih namanya.”

“Kok lo tau? Ngestalker lo ya Moc?”

Lihat selengkapnya