Mocca untuk Senja

Lea Effreta Immanuel
Chapter #10

"Hutan menjadi saksi ketulusan Senja"

Mocca terlihat sangat kelelahan dengan kegiatan yang begitu padat. Mocca yang sedang duduk berdua bersama Senja tertidur pulas di pundak Senja. Senja tidak tega jika harus membangunkan Mocca di tengah tidur pulasnya. Senja justru merangkul Mocca supaya Mocca bisa tidur lebih nyaman lagi.

“Mocca.. Mocca..” Panggil Senja dengan suara yang begitu lembut

(Duh ngga tega banget kalo harus bangunin dia yang tidurnya pules banget kaya gini.)

“Selamat tidur Mocca semoga kamu nyaman.”

Detik-demi detik terus berlalu. Hingga keesokan harinya..

“Senja.. sorry sorry. Gue ngga sengaja ketiduran di pundak kamu.” Kata Mocca

“Iya ngga papa.”

“Aku ke tenda Dewan dulu ya.”

“Iya.”

Tiba-tiba Riri dan Fika menarik tangan Mocca dan menepi dari tenda Dewan.

“Eh apa apaan sih kalian.” Kata Mocca

“Moc lo semalem dimana sih?” Tanya Riri

“Jangan jangan lo sama Senja ya?” Kata Fika

“Gue semalem emang sama Senja di bawah pohon besar itu, trus gue ketiduran gitu aja.”

“Heeee lo udah ngapain aja sama Senja?” Tanya Fika

“Jangan nethink deh, ya gue ngga ngapa-ngapain kok, gue ketiduran pun juga ngga sengaja, emangnya kenapa sih?”

“Lo tuh ya udah bikin kita mati kutu. Semalem lo tuh dicariin sama Pembina camping.”

“Hahhhh? Trus lo jawab apa?”

“Ya gue jawab udah tidur lah, untung aja Pembinanya ngga curiga.”

“Yaudah yaudah gue minta maaf. Oh ya bentar lagi giliran gue kan yang ngasi arahan?”

“Iyeee elo.” Sahut Fika

Seluruh peserta dan Dewan bersiap-siap untuk melakukan penjelajahan ke air terjun yang ada di sudut hutan. Penjelajahan merupakan salah satu kegiatan camping yang utama dimana selama perjalanan menuju tempat tujuan peserta akan diberi tantangan.

“Selamat pagi adik-adik, pagi ini kita akan melakukan penjelajahan ke air terjun yang ada di sudut hutan. Diharapkan kepada adik-adik untuk membawa perlengkapan penjelajahan dan jangan sampai ada yang tertinggal karena perjalanan kita sangat jauh. Diharapkan kembali kepada adik-adik untuk selalu bekerja sama dengan tim kalian masing-masing. Bisa dimengerti adik-adik?” Kata Mocca

“Siap bisa kak.” Jawab seluruh peserta camping

“Oke kalo gitu Kak Alex akan membacakan pembagian tim untuk kalian, silahkan Kak Alex..”

Satu per satu tim telah dibentuk.

“Nah adik-adik, tim kalian sudah terbentuk. Setiap tim silahkan tentukan ketuanya masing-masing sebagai penanggung jawab tim kalian. Petunjuk perjalanan kalian hanya peta dan tanda panah yang sudah kakak Dewan tempel di beberapa pohon yang ada di hutan. Bisa dimengerti adik-adik?” Kata Alex

“Siap bisa kak.” Jawab seluruh peserta

“Baik adik-adik, silahkan kalian bisa mulai perjalanan kalian, semangat semuanya.” Kata Mocca

Mocca sempat kebingungan apakah dia bisa sekuat seperti yang lain atau tidak.

“Mocca lo kenapa?” Tanya Alex

“Gue bingung Lex.”

“Bingung kenapa?”

“Gue bingung, gue bisa kuat ngikutin kegiatan penjelajahan ini sampe selesai atau ngga.”

“Mocca lo ngga boleh ngomong gitu. Disini banyak temen-temen lo. Kita semua pasti bantu lo kok.”

“Makasih Lex. Yaudah yuk.”

(Mocca gue akan selalu jagain elo kapanpun dan selemah apapun elo Moc. Gue tau lo cuma nganggep gue sahabat lo, tapi gue yakin lo bisa ngerasain rasa sayang gue lewat perhatian kecil gue ke elo.)

Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan tidak membatasi semangat peserta camping dan para Dewan. Pemandangan yang begitu indah menjadi obat rasa lelah mereka. Tantangan demi tantangan mereka lewati dengan penuh tawa. Arus sungai yang begitu deras menjadi tantangan tersendiri bagi para Dewan untuk menjamin keamanan bagi peserta camping.

“Lex gimana nih arusnya deres banget.”

“Iya Moc. Kayanya kita harus panggil beberapa dewan lagi buat bantuin kita disini.”

“Yaudah lo panggil deh Dewan yang jaga di atas kita buat turun, setidaknya bisa melewati ini sungai.”

Alex memanggil beberapa Dewan untuk membantu menjaga peserta camping dalam melewati arus sungai yang sangat deras. Tak lama kemudian, seluruh tim tiba di pos terakhir dimana seluruh peserta harus melewati arus sungai yang sangat deras itu.

“Adik-adik ini adalah pos terakhir kalian untuk menuju air terjun. Tantangan kalian hanyalah melewati sungai ini lalu naik ke atas melalui tanjakan tanah ini. Nah karena arus sungai ini sangat deras dan tanjakan tanah ini sangat curam maka untuk setiap tim putra bisa menggandeng tim putri.” Kata Alex

“Lah kok gitu sih Lex, bukannya kesepakatannya ngga gitu ya?” Bisik Mocca pada Alex

“Kita ngga punya pilihan lain Mocca, lagian gue yakin yang lain setuju kok.”

(Waduh kok ada aturannya gitu sih. Ntar Mocca bete lagi sama gue.)

(Duhh Senja pasti gandeng temen cewenya. Eh kok malah Senja sih. Mocca pliss dong jangan mikirin Senja.)

Satu per satu mulai melewati sungai dan tanjakan tanah yang curam itu.

“Mocca gue naik ke atas dulu ya, gue mau check kondisi di atas.” Kata Alex

“Yaudah deh.”

“Lo jangan naik dulu sebelum gue turun.”

Lihat selengkapnya