Mocca untuk Senja

Lea Effreta Immanuel
Chapter #11

"Mocca hanya untuk Senja"

Seluruh peserta dan Dewan beberes diri setelah melakukan penjelajahan. Semua tampak senang dan bahagia dengan perjalanan yang sangat jauh dan melelahkan walaupun ada beberapa peserta yang sakit akibat hujan deras yang tak disangka-sangka sebelumnya.

Hari terakhir camping, seluruh peserta dan dewan membersihkan tempat camping agar tidak tersisa kotoran sedikit pun. Semuanya bersiap untuk pulang karena sudah tidak sabar bertemu dengan keluarga di rumah. Mocca yang tak lagi sedih justru sangat semangat. Hawa dingin tak lagi dirasakan Mocca karena Senja.

“Mocca nih buat kamu.” Kata Senja

“Wahhhh mochaccino ya.” Kata Mocca yang sangat kegirangan

“Iya mochaccino kesukaan kamu.”

“Makasih ya, udah tiga hari aku ngga minum ini.”

Ya begitulah salah satu bentuk perhatian Senja. Walaupun kecil tapi bisa membuat Mocca tersenyum sudah cukup bagi Senja.

“Gimana? Enak ngga?”

“Enak kok. Makasih ya” kata Mocca

“Mocca lo kok mau mau aja sih nerima minuman itu?!” kata Alex

“Loh emangnya kenapa lex?”

“Lo ngga takut diracunin apa?!”

“Alex bener-bener lo ya! Lo kenapa sih sewot banget sama Senja?! Emangnya Senja punya salah apa sih sama lo?” Bentak Mocca pada Alex

“Kesalahan dia adalah dia udah.....”

Tak sempat mengungkapkan, seluruh peserta dan dewan sudah harus naik kendaraan untuk segera pulang.

“Yuk semuanya naik ke kendaraannya masing-masing ya.” Kata pembina camping

“Yuk Senja.” Ajak Mocca

(Kenapa sih Senja Senja dan Senja?!)

Perjalanan pulang yang cukup panjang membawa sejuta kisah yang tak kan bisa terlupakan. Segala peristiwa yang telah terlewati selama tiga hari menjadi sebuah kerinduan yang amat sangat dalam. Kini semuanya harus menjalani hari-harinya seperti sedia kala; sekolah, bermain, mengerjakan tugas sekolah, berkumpul bersama keluarga.

Beruntungnya hari esok adalah hari Minggu. Semua bisa beristirahat dengan sepuas-puasnya. Namun tidak bagi Mocca. Mocca justru bertemu dengan Senja di sebuah cafe tempat Mocca nongkrong bersama sahabat-sahabatnya.

“Kamu kok malah ngajakin aku kesini sih?” Tanya Mocca

“Ngga papa sih. Kamu mau pesen apa?” Kata Senja

“Aku mocchacino dingin aja deh.”

“Oke bentar ya.”

(Duhh kok gue grogi sih. Apa gue ngomong sekarang aja ya.)

“Mocca..”

“Iya, ada apa?”

“Aku bakal jadi orang yang berdosa kalo aku ngga jujur sama kamu.” Kata Senja

“Ha? Kenapa emang?”

“Aku sayang sama kamu Mocca.”

Mendengar hal itu Mocca terkejut.

“Kamu bercanda ya?”

“Aku serius Moc.”

“Ta ta tapi..”

“Iya aku tau kita baru kenal tapi aku ngga bisa bohongin perasaanku sendiri.”

“Hmmm aku..”

“Mocca ijinin aku untuk ngebuktiin ke kamu kalo aku bener-bener sayang sama kamu.”

“Senja, kamu tau kan semua tentang masa lalu aku, dan kamu tau kan aku ngga pengen semua itu terulang lagi?”

“Iya aku tau Mocca, ijinin aku buat ngehapus semua luka di hati kamu Mocca.”

Mocca hanya mengangguk tanda dia mengijinkan Senja menjadi obat untuk luka dihatinya.

“Yesssss. Makasih Mocca.”

“Sama-sama.”

Hari sudah mulai malam. Senja dan Mocca hendak pulang.

“Aku anterin kamu pulang ya.” Kata Senja

Lihat selengkapnya