“Selamat pagi!”
Dengan senyum sumringah di hari yang masih pagi, Nizwa menyapa teman-temannya.
Nizwa mempunyai tiga teman dekat sejak duduk di kelas X. Waktu kelas XI, Nizwa tidak satu kelas dengan ketiga teman baiknya, dan sekarang di kelas XII mereka kembali disatukan di kelas yang sama.
Meskipun sempat terpisah selama satu tahun, tetapi pertemanan di antara Nizwa, Salmira, Prisa, dan Ilona tetap terjalin dengan baik.
Senyum di bibir Nizwa perlahan memudar ketika Salmira memasang jari telunjuk di depan bibirnya. Tatapan mata Salmira juga tajam, menyuruh Nizwa diam dan segera duduk di bangkunya.
Seakan-akan mengerti kode yang diberikan oleh Salmira, Nizwa pun menutup mulut dan segera duduk di bangkunya.
Memang semenjak menginjakkan kaki di kelas, Nizwa melihat Ilona duduk menyandarkan kepalanya di meja menjadikan tasnya sebagai bantal. Di hari yang masih pagi terlihat sangat tidak bersemangat.
Nizwa mencolek teman sebangkunya, Prisa, sembari mengingat-ingat mungkin ada yang dia lupa.
“Lona habis putus,” bisik Prisa.
Nizwa menempelkan telapak tangan kanannya di jidat. Benar, semalam Ilona memasang status emoticon hati patah dan emoticon menangis.
Niatnya pagi ini, Nizwa mau menanyakan langsung maksud status itu pada Ilona. Akhir-akhir ini memang hubungan Ilona dengan pacarnya sedang tidak baik-baik saja.
Ilona sering bercerita kalau pacarnya ini pencemburu parah, sehingga menyebabkan ruang gerak Ilona menjadi sempit.
“Udah beneran putus? Nggak cuma lagi marahan kayak biasanya?” tanya Nizwa dengan suara pelan dan dijawab Salmira dengan anggukan.
Nizwa menatap punggung Ilona. Posisi tempat duduk Ilona tepat di depan Nizwa.
Perasaannya menjadi campur aduk. Seharusnya senang karena akhirnya Ilona terbebas dari laki-laki yang membuat beban hidup Ilona menjadi semakin berat.
Namun, melihat Ilona yang menjadi murung dan tidak ada semangatnya seperti biasanya, perasaan kasihan dan sedih itu ada.
“Kalian tadi berangkat bareng?”
Nizwa ingin memastikan sejak sampai di kelas, Ilona ada temannya. Kadang Salmira berangkat bareng Ilona. Rumah mereka bisa dibilang searah. Sebelum ke sekolah, Ilona menjemput Salmira dulu.
“Iya,” jawab Salmira dengan anggukan.
Lalu, Salmira mengambil ponselnya dari dalam tas.
Salmira lantas memberi kode supaya Nizwa membuka ponselnya. Sengaja bercerita lewat pesan teks supaya suaranya tidak mengganggu Ilona yang sedang berusaha berdamai dengan masalah hatinya saat ini.
Nizwa langsung paham saat Salmira mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Tanpa menunggu lama, segera Nizwa membaca pesan teks dari gadis berhidung mancung itu.
From: Sal Salmira
[Tadi sampai rumahku, Lona cerita “tadi malam aku putus, Sal”. Aku tenangin dulu di rumah. Terus pas berangkat ke sekolah, aku yang nyetir. Kasihan, kalau disuruh nyetir pas suasana hati lagi kacau-kacaunya.]
Nizwa mengangguk-anggukan kepala. Biasanya kalau sedang ada masalah dengan pacarnya, Ilona pasti cerita.
Namun, karena tadi malam Ilona tidak mengirim pesan teks dan hanya memasang status emoticon sedih, feeling Nizwa berkata kalau kisah asmara teman baiknya itu telah kandas.
Dan, ternyata feeling Nizwa tepat. Hanya saja, kesalahan Nizwa tidak langsung bertanya saat melihat status Ilona.
“Sa, udah ngerjain PR matematika?”