From: Kazan
[Niz….]
To: Kazan
[Iya, ada apa, Zan?]
Nizwa sambil tersenyum membaca dan membalas pesan teks dari Kazan. Setelah sempat diabaikan, akhirnya Nizwa memilih berusaha baik pada teman Devan itu.
Toh, Kazan juga sepertinya anak baik-baik yang tidak suka bertindak kelewat batas dan pintar tentunya. Yang dideskripsikan Devan di hari pertama Kazan mengajak Nizwa berkenalan, benar semua.
Bahkan Nizwa pernah dibantu Kazan mengerjakan PR matematikanya karena pelajaran matematika dan Nizwa adalah musuh bebuyutan. Untung saja, kalau sama Prisa bisa jadi bestie.
Berawal dari situlah, akhirnya Nizwa mau berteman dengan Kazan. Nizwa merasa terbantu sekali lantaran kalau Nizwa bertanya pada Prisa, chatnya hari ini bisa dibalas hari Kamis bulan depan.
Di antara ketiga teman baiknya di sekolah, Prisa lah yang paling slow respon kalau dihubungi lewat chat. Ada saja selalu alasan inilah itulah, sampai-sampai Nizwa, Salmira, dan Ilona jarang sekali chattingan dengan Prisa.
From: Kazan
[Lagi apa? Lagi malam mingguan sama siapa?]
To: Kazan
[Seperti minggu kemarin, aku malam mingguan sama temenku. Nanti temenku ke sini jam 7. Ini aku lagi siap-siap. Kamu, Zan?]
Kalau kemarin-kemarin Nizwa membalas pesan teks dari Kazan sengaja lama sekali, sejak hari Kazan membantu mengerjakan PR matematika, Nizwa bisa dibilang jadi fast respon.
From: Kazan
[Aku seperti biasa main sama Idris di rumah Arkan. Hati-hati mainnya….]
To: Kazan
[Oke, kamu juga. Oh ya, aku mau tanya, mumpung inget, kamu jarang sekali main sama Devan, ya? Soalnya jarang malah bisa dibilang nggak pernah kamu cerita lagi main sama Devan.]
Nizwa penasaran sama pertemanan di antara Kazan dan Devan. Kata mereka berdua, Kazan tahu nomor Nizwa dari Devan, tetapi kesannya malah jarang sekali main sama-sama.
Nizwa meletakkan ponselnya di atas meja belajar lalu melihat wajah dan penampilannya sekali lagi di depan cermin.
Rambut dikuncir kuda, make up tipis, celana jeans, dan kaos lengan panjang warna biru laut dipilih Nizwa untuk malam mingguan bersama Aghni. Tidak lupa jaket supaya lebih hangat saat di perjalanan nanti.
Ponsel Nizwa berbunyi. Satu notifikasi dari Aghni masuk ke ponselnya. Memberi kabar kalau Aghni sudah sampai di depan rumah Nizwa.
From: Aghnican
[Aku udah duduk di ruang tamu. Ditemenin ibu sama kakakmu ini. Buruan keluar kamar sebelum aku berubah pikiran.]
Nizwa segera keluar kamar tanpa membalas pesan teks dari teman SMP-nya itu. Tidak lupa ponselnya dimasukkan ke dalam tas kecil lalu menyambar jaket.
Malam ini Nizwa akan makan bakso sama Aghni, teman baiknya waktu duduk di bangku SMP. Nizwa bersyukur punya Aghni, walaupun sudah lulus lalu melanjutkan pendidikan di sekolah yang berbeda , tetapi mereka masih menjalin hubungan pertemanan dengan baik.
Seperti biasa malam minggu, jadwalnya Aghni main ke rumah Nizwa. Memang dua gadis manis yang berteman lebih dari tiga tahun itu sudah punya waktu sendiri untuk main.
Dulu kalau main bertiga, tetapi salah satu teman mereka harus berpulang terlebih dahulu. Dan, sekarang mereka sudah ikhlas. Mereka harus bahagia supaya teman mereka juga bahagia di atas sana.
***
“Kamu nungguin chat dari siapa sih, Can? Dari tadi bolak-balik lihat hape terus?” tanya Aghni sambil memperhatikan teman SMP-nya itu.
Kedua teman baik itu sudah sampai di warung bakso langganan mereka sejak awal masuk SMA. Selain terkenal dengan rasanya yang lezat, warung bakso langganan Nizwa dan Aghni ini juga terkenal karena harganya yang murah, cocok sekali untuk kantong pelajar.