Mochi Messages

Fairamadhana
Chapter #4

Merasa Kecewa

From: Kazan

[Niz….]

From: Devan

[Niz, hari ini kamu keluar sama Aghni nggak?]

From: Aghnican

[Kalau Devan chat kamu nanyain aku, tolong jangan kamu bales apa pun yang kamu tahu tentang aku, Can. Terima kasih, Nizwacan :)]

From: Ilona Lona

[Niz, boleh curhat? Bagas semalam nembak aku. Aku harus jawab apa, ya? Aku butuh pendapatmu banget, Niz :(]

From: Sal Salmira

[Niz, nanti malam jangan lupa masukkin buku fisika ke tas. Besok ada tambahan jam fisika.]

From: Mama

[Sarapannya sudah Mama siapkan di meja makan. Jangan lupa sarapan anak bontot Mama :)]

Hari ini hari Minggu. Hari yang membuat Nizwa bangun pagi lantaran kalau di hari Minggu pagi siaran televisinya kartun-kartun favorit gadis mungil itu.

Nizwa di rumah sendiri. Kedua orang tuanya sedang ada urusan di rumah salah satu saudaranya yang mau menikah dan kakaknya main sama teman-temannya. Bukankah menjadi hari yang indah untuk Nizwa bukan? Di hari libur tidak ada yang mengganggu aktivitasnya menonton tv di rumah.

Nizwa yang sedang asyik menonton televisi teralihkan perhatiannya saat layar ponselnya yang berada di atas meja di hadapannya menyala. Menandakan ada notifikasi masuk.

Nizwa segera mengambil ponselnya dari atas meja. Geleng-geleng kepala karena di hari yang masih pagi ponselnya sudah laris sekali. Ada lebih dari tiga pesan teks yang masuk.

Dari semua pesan teks, perhatian Nizwa langsung tertuju pada nama Kazan. Laki-laki yang dari tadi malam belum membalas pesan teksnya, pagi ini menyapa seperti biasa.

Ingin sekali Nizwa segera membalas pesan teks dari Kazan, tetapi logikanya mengatakan jangan. Lebih baik Nizwa membalas pesan teks dari Kazan paling akhir.

Jangan sampai karena Nizwa terlalu antusias membuat Kazan risi lalu kabur. Dia tidak mau kehilangan teman seperti Kazan, meskipun sedikit kecewa karena tidak ada kata maaf disampaikan oleh Kazan.

Tangan Nizwa segera menampar pipinya sendiri. “Sadar, Niz! Kazan sama kamu itu cuma temen. Kamu jangan polos-polos banget. Inget pesan Aghni.”

Mata Nizwa membaca ulang siapa saja yang mengirim pesan teks padanya. Ingin mencari pesan teks siapa yang jawabannya tidak membutuhkan jawaban yang panjang dan perlu waktu berpikir untuk membalasnya.

To: Sal Salmira

[Oke. Ini hari Minggu dan masih pagi juga, kenapa udah rajin ngingetin urusan sekolah, sih? By the way, thank you so much, Bunda.]

Pesan teks dari Salmira yang dibalas terlebih dahulu oleh Nizwa. Baginya, pesan teks dari Salmira yang paling tidak membutuhkan energi lebih untuk membalas. Ditambah dengan keluhan tidak apa-apa, lantaran temannya yang berhidung mancung itu sangatlah rajin.

To: Mama

[Oke, Mama. Terima kasih udah inget membuatkan sarapan untuk anak bontotmu ini.]

Pesan teks dari mamanya yang kedua dibalas oleh Nizwa. Pagi ini sebenarnya Nizwa masih malas sarapan, tetapi daripada nanti mamanya bernyanyi lagu nina bobok versi rock n roll lebih baik diiyakan. Untuk kapan sarapannya terealisasikan bisa nanti-nanti.

Di rumah sendiri dan bertepatan di hari libur adalah yang paling ditunggu oleh Nizwa. Karena dia bisa mempunyai ruang gerak untuk bermalas-malasan lumayan lama.

To: Aghnican

[Okelah, Can. Happy weekend.]

Nizwa membalas singkat sekali pesan teks dari Aghni. Dia merasa malas kalau harus masuk ke dalam masalah Aghni dan Devan. Tanpa diminta oleh Aghni pun sebenarnya Nizwa sudah melakukan yang diminta teman SMPnya itu. Sudah dari kemarin Devan menanyakan tentang Aghni.

To: Devan

[Nggak.]

Nizwa sudah di level malas sekali menanggapi Devan. Kemarin Nizwa masih bisa sabar, tetapi lama-lama malas juga karena mereka berdua sudah punya pacar masing-masing.

To: Ilona Lona

[Lona Sayang, better ikuti kata hatimu saja. Dari ceritamu selama ini Bagas anak baik kok. Cuma kalau kamu emang belum siap pacaran lagi, dijelaskan baik-baik, ya.]

Untuk pesan teks dari Ilona, sejujurnya Nizwa juga bingung harus menjawab apa. Sampai saat ini, Nizwa masih belum bisa percaya jika semudah itu move on kalau sudah ada orang baru. Bagi yang belum pernah menjalin hubungan dekat dengan lawan jenis, Nizwa masih percaya jika yang tulus pasti punya tempat tersendiri di hati dan butuh waktu membuka hati untuk orang baru.

Jantung Nizwa tiba-tiba berdetak setelah sadar jika semua pesan teks yang masuk sudah dibalas kecuali pesan teks dari Kazan. Entah mengapa dia seperti ini?

Lihat selengkapnya