Mockingbird

Madina_hld
Chapter #3

Part 2


Sinb dan Tara berjalan dengan santainya melewati lorong sekolah. Dan tiba-tiba saja, dua orang wanita berlari ke arah Sinb dengan wajah yang terlihat takut.

"Minggir! Minggir!"

Semuanya minggir kecuali Sinb dan Tara yang terlihat tak mengerti dengan tingkah siswi tersebut.

"Minggir, untuk siapa?" ucap Tara

Terlihat 4 wanita dengan tatapan tajam berjalan dilorong itu. Semua perhatian bahkan tertuju pada mereka.

"Minggir Sin..."ucap Tara sambil menarik tangan Sinb menyingkir dari jalan. Empat Wanita itu berjalan dan menjadi pusat perhatian, bukan hanya karena kecantikannya tapi juga ekpresi mereka yang sedikit menakutkan.

Saat melewati Sinb dan Tara, salah satu dari mereka berhenti di depan Sinb.

"Tunggu....."

Tiba-tiba Sinb tersenyum dan terlihat ramah dan sopan kepada mereka. Membuat Tara tercengah melihatnya.

"Selamat pagi kak." sapa Sinb

"Pagi, kayaknya aku baru ngeliat kamu disini?"

"Oh iya kak, kan saya siswi baru. Tahun ajaran baru..." ucap Sinb dengan tenang.

"Oh!"

"Tetap seperti ini, tersenyum saat bertemu dengan ku."

"Siap kak!" Mereka berempat pun pergi dan para murid yang melihat itu cukup terkejut.

"Hah, seramah itu! Ini pertama kalinya kan!"

"Dia sangat ramah."

"Ah, mungkin karena anak itu masih baru!"

"Yah, kau benar juga."

Sinb lalu terlihat sok cool saat mereka berbalik. Membuat Tara merasa aneh dengan tingkah Sinb.

"Eleh, baru sok cool. Giliran didepan, pagi kak! Iya kak! Jijik banget tau!"ucap Tara

"Enak aja, harus kek gitu. Kita nebar pesona ala anak baru dulu. Nanti kalau udah lama disini, kita tau situasinya kek gimana, baru deh!" ucap Sinb

"Benar juga sih, atau aku harus jadi cupu gitu?"

"Gak gitu juga Tantan!"

"Tara! Tantan...."

......................


[Auditorium]


Semua siswa dan siswi baru telah berkumpul di ruang itu. Mereka terlihat mulai saling menyapa satu sama lain.

"Hai!"

"Hai, cantik!" ucap Sinb

"Ingat Gender!" ucap Tara

"Sewot banget sih, aku tu suka dengan keindahan. Dan wow..." ucap Sinb

Terlihat ada banyak siswi cantik yang baru masuk dan membuat Sinb terpukau. Ia bahkan terlihat lebih tertarik dengan siswi dari pada siswa laki-laki yang berada diruang itu.

"Ih, aku ma cogan aja deh. Aku masih waras."

"Aku juga waras kok, kebiasaan aja. Karena yang indah tuh selalu ada pda wanita."

"Hmmm!"

Tak berselang lama, beberapa senior masuk kedalam ruangan itu, termasuk empat wanita tadi.

"Oh no...oh no...nononono...oh no..oh no..no nono!!" ucap Tara dengan suara buruknya dan membuat siswa ataupun siswi yang mendengarnya berusaha menahan tawa.

"Gila oi, senior pada ganteng." ucap Tara

"Datang ke sekolah tu, belajar bukan nyari cowok." ucap Karina yang tak lain adalah musuh mereka.

"Realita aja kali, kamu bisa milih karena kamu anak pintar. Tapi, aku gak bisa milih antara datang sekolah buat nyari ilmu atau nyari cowok, haha..." ucap Sinb

"Katanya datang buat nyari ilmu, kok fans beratnya Max. Ngaku pacar lagi." ucap Tara

"Iiisttt..."

Salah satu senior terlihat menatap salah satu siswi dekat Sinb. Dan Sinb pun menyadari akan hal itu.

"Din! Tu senior keknya fans sama kamu deh." ucap Sinb

Dinda seketika terkejut dan menundukan kepala. Tahnia yang menyadari itu, terlihat kesal dan memanggil dinda.

"Hey you, maju sini."

Dinda terlihat terkejut dan memegang tangan Sinb.

"Udah maju sana." ucap Sinb dengan ekspresi yang membuat Dinda lebih tenang.

"Tenang aja, kita bakalan mantau kamu kok."sambung Tara.

Karina terlihat tersenyum puas melihat dinda di panggil oleh Tahnia. Tentu saja, karena ia tahu kemungkinan yang akan terjadi pada Dinda.

"Buruan...."

Dinda adalah salah satu siswi yang cantik dan cerdas. Tak heran jika ia bisa membuat siapa pun akan iri padanya.

"Dia mau di apain..."

"Tau ah, aku kok malah takut ya!"

Semua siswa tampak takut, tapi berbeda dengan Sinb, Tara, Karina hingga Max dan teman-temannya yang tampak biasa saja.

Tahnia terlihat mendekati Dinda dan membuat Dinda kembali merasa cemas dan takut.

"Berdiri di sudut itu dan taruh buah apel ini tepat di kepala mu."

"Ta-tapi kak?" ucap Dinda

"Gak ada tapi- tapian!"

"Bahaya Tan...."

"Ini urusan aku."

Dinda berjalan menuju ke sudut itu dan menaruh apel di kepalanya. Dinda lalu menatap Sinb dan Sinb tampak tersenyum dan memberikan kode jika semuanya akan baik-baik saja.

Dinda pun menarik nafas dan bersiap. Sementara Tahnia, tampak mengeluarkan belati dari tasnya.

"Oh... Astaga!!"

"Dia ingin menghabisinya!"

Max terkejut dengan apa yang ia lihat. Tapi, ia tak bisa berbuat apa-apa.

Lihat selengkapnya