Para aparat tampak menuju ke alamat yang telah terdeteksi termasuk siswa dari akademi juga telah diturunkan. Namun, berbeda dengan polisi atau aparat lainnya. Mereka menuju ke tempat yang berbeda.
Ray sendiri telah memakai pakaian serba hitam dan menutupi wajahnya agar tak ada yang melihatnya. Ia menuju ke sebuah gedung tua. Saat ia sampai, ia menyadari jika bukan hanya dia yang datang. Tapi, juga murid dari Akademi.
"Hebat, ada kemajuan juga akademi yang kamu bangun Josh."ucapnya
Ray turun lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak itu. Tentu saja, ia tak bisa bekerja sama dengan mereka. Karena identitas ia yang sudah lama ia sembunyikan.
"Pak, bagaimana?" Tanya Keizo
"Tunggu, pastikan mereka benar-benar ada di dalam dan anak anak itu dalam ke adaan aman."
"Baik pak"
Keizo memberi kode ke beberapa anggotanya agar masuk bersamanya secara perlahan. Namun, Keizo melihat Ray dan segera mengikutinya.
"Kei, mau kemana!"
"Lanjutkan, aku harus mengikuti seseorang."
"Tapi kei!"
Keizo melepas headset yang di gunakannya dan mengikuti Ray.
"Kemana keizo pergi!"
"Maaf pak, kami tidak tau ia pergi kemana!"
"Aisst, anak itu. Apa yang sedang ia pikirkan! Lanjutkan saja..."
"Baik pak."
Keizo mengikuti Ray hingga masuk ke dalam gedung. Namun, ia malah tak menemukan Ray.
"Kemana dia pergi!"
Tiba-tiba seseorang menariknya dan membuat ia sangat terkejut.
"Kau mengikutiku!" Ucap Ray
"Yah!"
Keizo terlihat hendak mengeluarkan senjata, namun Ray lebih dulu menahan tangannya.
"Simpan saja senjatamu, kau akan membutuhkannya nanti."
"Siapa kau!"
"Kau tak perlu tau, lakukan saja tugasmu."
Ray berbalik dan memegang tangan Keizo. Ia menatap gelang proyektor yang ada di tangan Keizo. Ia lalu mengaktifkan gelang itu.
"Berikan gelangnya."
"Untuk apa!"
"Kau akan tau nanti."
Keizo melepas gelang itu dan memberikannya ke Ray. Ray lalu menggunakan gelang itu dengan mudahnya.
"Ini masih gelang versi lama, kalian harus mengupdate gelang ini. Ini akan sangat berguna."
Mereka berdua lalu berjalan masuk kedalam. Ray lalu mengacak gelang itu dengan layar yang multi-touch yang gelang itu miliki.
"Kau tau cara menggunakan gelang ini!"
"Tentu saja."
Ray terlihat mulai meretas dan mencari tahu informasi tentang mereka. Keizo bahkan tak percaya dengan kemampuan Ray yang begitu mudah melakukan hal tersebut.
"Ohoooo shit! Ada yang meretas CCTV kita. Cek apakah ada orang yang sedang menuju ke mari?"
"Gawat, semua cctv telah non-active kan!"
"Hubungi komandan dan beri tau ini."
Para penjahat itu mulai panik dan menghubungi komandan mereka.
"Hah sial, gelang ini tak bisa digunakan untuk menghentikan sambungan mereka. Mereka pasti akan menghubungi komandan mereka. Hubungi tim mu untuk membentuk formasi. Kita harus menyelamatkan anak-anak itu sebelum bantuan mereka tiba."
"Baiklah"
"Tetap disini, sampai ku berikan perintah."
"Apa!" Keizo terheran dengan perkataan Ray yang dengan mudahnya memerintah Keizo.
"Dia memerintahku!"
Ray berjalan dan mendekati mereka. Namun para penjahat itu menyadari hal tersebut. Seketika para penjahat itu pun mengangkat senjata ke arah Ray.
"Hey bro, ini aku. Gawat, mereka sudah memenuhi gedung ini. Kita harus menyembunyikan anak-anak ini sekarang."
"Kau benar."
"Benar bos, mereka sudah mengepung gedung ini."
"Habisi anak-anak ini dan ledakan gedung itu. Aku yakin para polisi pasti sudah sampai disana."
Ray berbalik dan menatap Keizo, dan Keizo tampak mengerti.
"Semuanya hanya jebakan!"
Keizo lalu menghubungi Josh untuk memberikan informasi.
"Kau kemana saja!"
"Pak, semua hanya jebakan untuk menghabisi para aparat. Mereka akan meledakan gedung itu."
"Apa! Anak-anak sedang bersama mereka. Kami akan bertindak sekarang."
Josh menatap anggotanya dengan tatapan terkejut dan juga cemas.
"Hubungi komandan sekarang!"
"Baik Pak"