Mockingbird

Madina_hld
Chapter #6

Part 5

Ray menatap Sinb yang tampak tertidur lelap. Mengelus rambut Sinb, setelah itu ia mengecup dahi putrinya tersebut. Ia kemudian menatap kamar Sinb dan mulai merapikan kamarnya. Ray benar-benar sosok ayah sekaligus sosok ibu bagi Sinb.

Ray tau, masa lalunya yang kelam membuat putrinya kehilangan sosok wanita yang seharusnya ada disamping putrinya seperti anak-anak lain diluar sana. Tapi, apa yang harus ia lakukan! Tak semua orang memiliki alur cerita hidup yang sama. Mungkin saja putrinya akan memiliki kisah hidup yang lebih bahagia darinya atau malah sebaliknya.

Namun, bagi Ray! Seperti apapun masa depan putrinya nanti, ia akan selalu ada dan tak akan pernah meninggalkannya. Karena ia tahu, sekuat apapun anak perempuannya, ia tetaplah anak perempuan pada umumnya. Hanya tampak kuat dari luar, tapi mudah rapuh didalam. Dan tak akan ada yang mengerti Sinb kecuali dirinya sendiri.

Ray menatap Sinb sekali lagi sebelum ia keluar dari kamar Sinb.

"Ayah tau, sedekat apapun ayah denganmu. Ayah tak akan pernah bisa tau apa yang sedang kamu pikirkan dan apa yang ada dalam hatimu. Yang ayah bisa lihat dan tau hanyalah kau bahagia ataukah kau sedang bersedih. Tapi ayah janji, ayah akan selalu menjadi orang pertama yang akan membuat mu tersenyum, dan menjadi penghilang rasa sedihmu."

Raypun kaluar dan mematikan lampu kamar Sinb. Setelah itu, ia bersiap dan mengambil jacketnya serta topi hitamnya, kemudian keluar dan pergi. Dari kamarnya, Sinb melihat ayahnya yang keluar dan segera mengikutinya. Hingga Ray terlihat masuk ke sebuah toserba.

"Maaf aku sedikit terlambat."

"Tak apa, aku sangat lelah. Aku pulang dulu ya!"

"Baiklah."

Dari luar toserba, Sinb menatap sedih ayahnya. Ray benar-benar bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan Sinb. "Dia berkerja lagi! Apa ayah tak lelah? Ayah, Sinb minta maaf."

Sinb berdiri di salah satu tempat tak jauh dari toko tersebut. Ia duduk dan menunggu ayahnya. Walau udara saat itu cukup dingin. Sinb tak peduli dan tetap menunggu ayahnya. Ia tersenyum melihat ayahnya yang tampak senang melayani setiap pembeli yang datang. Beberapa orang yang lewat dan memberika Sinb uang kerena mengira Sinb seorang pengemis.

"Ah shit! apa ini! Ah aku benar-benar bodoh. Ini uang Sinb, ah astaga! mereka mengira aku pengemis! Apa aku tampak seperti pengemis! Hist, gadis cantik nan imut seperti ku tampak seperti pengemis di mata mereka! Ahha, bagaimana ini!"

"Aku baru pertama kali melihat pengemis sangat percaya diri seperti mu!"ucap seseorang yang tak disadari oleh Sinb.

"Ya, tentu saja. Itu kenyataannya, bagaimana bisa mereka melihatku seperti pengemis!"

"Setiap orang punya cara pandang yang berbeda. Jadi jangan salahkan mereka, lagi pula untuk apa kau duduk seperti gelandangan disini!"

"Kau..."saat berbalik, Sinb terkejut dengan siapa ia berbicara. Ia kembali berbalik dan mengusap wajahnya.

"Ah, ganteng banget ya tuhan."bisik Sinb pada dirinya sendiri.

"Sinb! Kau sinb kan!"

"Eh iya kak, kak Keizo."

"Apa yang kau lakukan disini!"

"Aku! Aku, aku entah! ah aku menunggu seseorang."

"Oh, sebaiknya jangan terlalu larut. Bahaya, apa lagi kau ini perempuan! Ayah dan ibumu akan cemas nantinya."

"Yah, aku akan pulang setelah ini".

"Baiklah, aku duluan."

Keizo lalu masuk kedalam mobil Ferrari miliknya.

"Apa dia sengaja turun dari mobilnya dan menemui ku! Ah, aku sangat percaya diri."

Saat Keizo pergi, Sinb melihat beberapa siswa dan siswi terlihat menarik seseorang masuk kedalam gang kecil.

"Ya, apa yang akan kita lakukan padanya!"

"Bawa dia ke gang belakang. Tempat itu sangat sepi kan!"

Sinb lalu mengikuti anak-anak itu. Anak-anak itu lalu mendorong ke 2 siswi itu dengan sangat kasar.

"Aaaa...."

"Apa yang akan kita lakukan?"

"Vidio! Pasti akan sangat viral."

"Trus..."

"Kalian bersenang-senanglah dengan mereka."

"Oh man, boleh juga. Ah asik ni! Hahahah"

Sinb lalu mengaktifkan kameranya dan memvidio mereka semua. Ia lalu menutup wajahnya dan memasang topinya. Anak-anak itu mulai membully kedua siswi itu.

"Ayo dong!"

"Tolong jangan! Jangan lakukan itu!"

"Aaaa, aku mohon jangan!"

"Buka bajunya dulu kali..."

Sinb lalu berjalan mendekati mereka dengan handphonennya yang masih aktif merekam.

"Wow wow...."tepuk tangan Sinb dengan sangat keras, membuat mereka seketika berbalik.

"Hey, kau merekamnya?"

"Yah, kau tak suka!"ucap Sinb

"Berikan handphone mu!"

"Jika aku tak mau! Kalian akan mencabuliku juga!"ejek Sinb

"Hey, kau! Sepertinya kau wanita! Hah, kami ada 4 orang laki-laki. Kau tak takut!"

"Aku! Tak, aku sangat suka bermain dengan anak laki-laki dari pada perempuan."

"Wah hah, dia menantang kita."

"Dengar, ambil handphonennya dan hapus vidio itu setelah kami membunuhnya."

"Okey, sisanya serahkan pada kami!"

Kedua gadis tadi terlihat saling berpelukan, salah satu dari mereka mengalami pelecehan yang parah. Sehingga, pakaiannya robek dan menampakan beberapa bagian tubuhnya. Melihat itu, Sinb membuka outer yang di gunakannya dan memberikannya ke gadis itu.

Lihat selengkapnya