Yuna melajukan mobilnya secara ugal-ugalan dijalan. Tanpa peduli dengan bahaya yang akan diakibatkan dari ulahnya tersebut.
"Yuhhu....."
"Allysum group"
Setibanya, di perusahaan ayahnya. Yuna menghentikan mobilnya saat melihat sebuah pertengkaran didepan perusahaan tersebut. Karena penasaran, Yuna menghubungi sekretaris ayahnya.
"Apa yang terjadi?"
"Nona, pria itu memaksa masuk ke dalam. Ia mengatakan jika putrinya mengalami pelecehan yang di lakukan oleh tuan Lim."
"Lim! Hah, brandal itu. Lalu kenapa kalian tak melaporkannya ke polisi!"
"Anda lebih tau dari pada saya."
"Biarkan dia masuk."
"Maaf, tapi ini perintah dari nyonya Biangka."
"Oh, Baiklah. Biar aku yang mengurusnya kalau begitu."
Dari dalam gedung, Ray baru saja selesai mengantarkan pesanan dari beberapa karyawan. Ia berhenti karena melihat seorang pria tua itu. Tapi, ia tak ingin mencari masalah, apa lagi dengan Allysum group.
"Yah, baiklah. Dia sangat pelit, tapi sangat boros jika berkenaan dengan putranya yang brandal itu."bisik Yuna.
Yuna lalu menginjak panel gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Ah! awas!! awas!!"
Ray terkejut melihat mobil itu melaju sangat kencang dan menabrak mobil hingga tak sengaja menyerempet pria itu dan jatuh bersama beberapa bodyguard.
Dari dalam mobil, Yuna terlihat sedikit shok. Iapun berjalan keluar dengan tubuh yang masih sedikit gemetar.
"Hey, foto dan ambil gambar ku. Dan telpon polisi sekarang."teriak Yuna
"Apa dia sudah gila!"
Melihat itu, sekretaris ayahnya hanya tersenyum pasrah. Tentu ia sudah sangat mengenal Yuan.
..................................
[Kantor polisi]
Semua orang yang ada disekitar itu datang ke kantor polisi sebagai saksi. Termasuk Ray yang tak sengaja terjebak dalam masalah tersebut.
"Pak, aku melanggar aturan berkendara. Aku juga berusaha menghabisi pria tua ini. Dan ah ya, aku juga merusak mobilnya. Aku juga sempat menghinanya."jelas Yuna.
Para Polisi terkejut mendengar itu. Tak biasanya, ada seorang yang sangat ingin masuk penjara.
"Semua saksi ada disini, tapi kau mengatakan segalanya dengan jujur."
"Yah, aku baru menemukan penjahat seperti ini. Sangat langka, seorang penjahat sangat berniat untuk masuk ke hotel bintang 5 milik negara, bukan!"
Pria tua itu menatap ke arah Yuna, ia juga terheran-heran akan hal itu.
"Dengar, sekarang mintalah ganti rugi ke Alyssum group. Katakan putri dari pemilik perusahaan Allysum group telah melakukan tindakan kriminal. Ancam saja jika perlu."perintah Yuna.
"Hah, kau berusaha menyogoknya untuk berdamai! Kau bisa dikenakan tambahan hukum."
"Ah ya, itu lebih bagus lagi."balas Yuna.
Polisi itu terlihat sedikit shok, dan tak tau harus mengatakan apa lagi.
"Kau benar-benar ingin masuk penjara! Astaga, kau pikir penjara itu taman kanak - kanak!"ucap Polisi tersebut. Yuna lalu menatap para karyawan yang ada disana.
"Hey, sekretaris Nim. Hubungi Nyonya mu itu sekarang."ucap Yuna
"Baik"
"Nona...."
Yuna lalu mengambil Handphone milik sekretaris Nim.
"Ya, aku bakalan di penjara. Tolong lah ma, putri mu yang cantik ini bakalan masuk penjara. Apa kau setega itu! Dengar, bukan cuma aku. Aku akan meyeret nama Lim juga."ucap Yuna
"Aku memilih untuk berdamai saja, lagi pula aku yang membuat masalahnya."
"Hey, tuan. Jangan pernah lepas kasus ini sebelum kau mendapatkan sesuatu. Mintalah, uang damai sebanyak mungkin."ucap Yuna
"Nona, wakil pimpinan yang akan mengurus ini. Dia bertanya tentang..."
"Cukup untuk memperbaiki mobil ku saja."
"Berikan dia, 1 dengan 9 nol di belakangnya."ucap Yuna, seketika mereka semua terkejut.
"Ba-Baik."
Pria tua itu lalu menatap handphonennya, setelah pesan masuk.
"Ikut denganku sekarang, sekretaris Nim!"ucap Yuna
"Baik"
Yuna lalu memakai kaca matanya lalu pergi. Nim menatap ke arah karyawan. Dan terlihat karyawan itu tersenyum mengerti.
Dari luar kantor, karyawan Allysum group terlihat mengatasi masalah tersebut dengan cara memberi uang pada saksi tadi.
"Ambil ini."
"Apa ini!"ucap Ray
"Aku harap kau tidak membuat berita yang akan merugikan kami."
"Tak, terimakasih. Lagi pula, dia melakukan itu untuk kebaikan pria tua itu kan."
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Wanita berkelas dari keluarga kaya seperti dia senang masuk penjara! Itu tidak mungkin, mungkin ini cara dia peduli dengan orang lain. Saya permisi!"ucap Ray
Ray pun pergi dari sana. Dalam perjalanan kembali ke kantor, Ray tersenyum mengingat ke jadian tadi.
"Dia agak mirip dengan Valeria."ucap Ray dalam hati.
Sesampainya di kantor, Ray duduk untuk beristirahat sejenak. Ia lalu membuka dompetnya. Terlihat foto seorang wanita dan seorang gadis kecil dilayar handphonennya. Tak berselang lama semuanya tampak gelap.