Mereka segera keluar dan membawa semua buku itu. Saat mereka keluar, Sinb seketika berhenti saat melihat seseorang. Ekpresinya pun berubah menjadi datar.
"Senang anda bisa datang kemari!"
"Ya, terima kasih. Kami akan sering datang kemari."
Pria itu tak lain adalah Josh. Saat hendak berbalik, Josh merasa seseorang menatapnya. Ia kemudian melirik ke arah Sinb dan tatapan mereka saling bertemu. Sinb terlihat mencengkram buku itu sangat kuat. Namun, Josh tampak biasa saja. Ia hanya tersenyum ke arah Sinb dan teman-temannya.
"Kenapa aku kembali melihatnya! kenapa sejak sekian lama aku kembali melihatnya! Kenapa aku harus bertemu dengan orang yang paling aku percaya dan paling aku benci ada disini! Kenapa harus dia..."pikir Sinb.
"Dia terlihat sangat tampan bukan!"ucap Dinda
"Ya, sangat keren."ucap Tara
Sinb langsung berjalan begitu saja dan meninggalkan teman-temannya. Lalu masuk ke dalam toilet dan menjatuhkan bukunya diatas wastafel. Sinb kemudian mencuci wajahnya, air matanya mulai menetes. Seketika bayangan masa lalunya muncul.
"Aaaaa!!!"teriak Sinb saat mengingat ketika ia melihat ibunya tergeletak tak bernyawa, dimana saat itu ia masih berumur 5 tahun.
Sinb kembali membasuh wajahnya berkali-kali.
"Airnya akan habis."ucap seseorang
Sinb menatap ke cermin, dan terlihat Keizo tengah menatapnya.
"Kak Keizo, apa yang kakak lakukan disini?"tanya Sinb
"Makan siang!"ucap Keizo
"Hah, maksudku...."
"Apa! Kau ada masalah disini?"tanya Keizo
"Apa kakak butuh bantuan!"
"Kenapa!"
"Biasanya senior nanya baik-baik ke gini tu, pasti ada maunya."ucap Sinb
"Hahaha, tak semua senior seperti itu. Santai saja, hari ini adalah hari perkenalan kalian. "
"Perkenalan?"
"Ya, kami akan mengajak kalian mengelilingi tempat ini. Termasuk tempat yang tidak boleh kalian datangi."ucap Keizo
"Ah, okey"Keizo lalu keluar dari sana dan berlalu pergi.
"Ayah pasti akan sangat marah jika tau aku masuk kelas ini. Apa yang harus aku katakan nanti! Josh, aku pasti akan membalasmu saat aku punya buktinya."ucap Sinb
×××××××××××
[Markas besar Farge]
Komandan Felix tengah berjalan mengelilingi markas Farge. Markas pusat negara, entah dimana keberadaannya itu.
"Bagaimana ke adaan anak-anak yang kalian kirim?"
"Mereka sudah tiba, semua barang yang mereka curi telah berada di ruang penyimpanan."
"Mari kita lihat!"
Sesampainya mereka di ruang penyimpanan, tampak kilauan mobil dan motor dengan model yang benar-benar unik, berjejer rapi di ruang itu.
"Pak, apa yang selanjutnya akan kami lakukan!"
"Aku dengar Josh telah muncul sekarang. Terus buat masalah sampai semua pengkhianat itu muncul."
"Haruska kami juga Izin dengan ketua!"
"Tentu saja, pergilah."
"Baik."
Donia dan Dario menuju ke ruang Luca. Sesampainya, mereka saling tatap dan masuk ke ruang itu.
"Tuan, Donia dan Dario telah tiba."
"Suruh mereka masuk."
"Baik"
Tak berselang lama, Donia dan Dario tiba.
"Kalian mendapat perintah lagi!"
"Ya, ketua."ucap Dario
"Temukan seluruh keluarga Farge yang masih hidup secepat mungkin. Dan segera habisi mereka."Seketika Donia dan Dario terkejut.
"Jangan mencoba untuk berkhianat! Aku tak ingin pewaris Farge masih ada yang berkeliaran."
"Baik."
Mereka pun pergi dari sana dan segera keluar dari wilayah Farge. Mereka berdua kemudian masuk ke sebuah mobil masa depan.
"Pintu keluar dari Farge!"ucap Donia
Mobil itu tak perlu menggunakan sopir atau pengemudi. Hanya memerintahkan saja, mobil itu sudah mengerti dan menuju ke tempat yang kita inginkan. Tak ada satupun yang tau pintu masuk dan keluar menuju Farge. Mereka muncul kapan saja mereka mau.
Setelah keluar dari Farge, Donia dan Dario menatap ke sekeliling. Mereka lalu saling tatap dan terlihat memeriksa pakaian mereka.
"Aman..."ucap Dario
"Apa yang telah terjadi sekarang!" tanya Donia
"Tugas kita menemukan dan menghabisinya."ucap Dario
"Kakak, ini sudah!"
"Dengar, ikuti saja perintahnya. Kita sudah dibesarkan dengan baik oleh mereka. Kita harus membalas kebaikannya."
Tak berselang lama, anak-anak geng tiba menjemput mereka untuk menuju ke markas.
××××××××××××
Disisi lain, anak-anak baru di I.S.I tengah berjalan mengelilingi tempat itu. Termasuk Sinb dan teman-temannya.