Modus

Bentang Pustaka
Chapter #1

Modus #1: Merekrut Mata-Mata

Akrabkan diri dengan orang terdekat gebetan lo,

lalu rekrut dia jadi mata-mata buat cari tahu

segala hal yang gebetan lo lakuin.

***

“Lo kudu comblangin gue dengan Gailan.”

WHAAAT?! DOUBLE WHAAAT? KUPING GUE NGGAK SALAH DENGAR, KAN?

Rahang Ghazi Airlangga terbuka lebar saat mendengar permintaan—yang sama sekali tanpa basa-basi—dari Joya Pradipta. Permintaan apaan itu, coba? Memangnya siapa cewek ini, kok berani-beraninya nyuruh seorang Ghazi jadi makcomblang?

“Lo nggak waras!” tandas Ghazi seraya memutar jari telunjuknya di kepala.

Eh, bukannya tersinggung, Joya malah senyum-senyum gaje. Bikin bulu kuduk Ghazi merinding disko. Kalo cewek ini beneran nggak waras, gawat, keluh Ghazi dalam hati.

Ghazi mulai merasa keputusannya datang menemui Joya adalah kesalahan besar. Seharusnya, Ghazi tadi langsung pergi saja setelah bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Dengan begitu, dia tidak perlu terjebak di taman belakang sekolah yang sepi dengan cewek yang diragukan kewarasannya.

“Gue memang nggak waras. Tepatnya, gue gila. Gue tergila-gila sama abang lo. Makanya lo kudu tanggung jawab!”

“Tanggung jawab apaan? Memangnya gue ngapain lo?” Emosi Ghazi mulai tersulut.

“Bukan lo, tapi abang lo yang ngapa-ngapain gue.”

Astaga! Ini bencana. Gimana bisa Gailan melakukan hal yang aneh-aneh pada seorang cewek? Tidak … Ghazi tidak percaya. Ia kenal betul Gailan. Biar pun Gailan itu usil, abangnya itu tidak akan berani ngapa-ngapain cewek. Joya pasti bohong.

Ghazi menatap Joya dengan mata menyipit, menilai cewek itu dari rambut sampai kaki. Kalau diperhatikan, cewek bernama Joya ini sama sekali bukan tipe cewek yang disukai Gailan. Gailan suka cewek feminin, sementara Joya yang berambut pendek ini lebih mirip cowok ketimbang cewek. Gailan suka cewek manis yang pandai dandan, sedangkan Joya tampak berantakan untuk ukuran cewek. Itu baru dua hal, Ghazi tidak mau capek-capek sebutin puluhan hal lain yang membuktikan kalau Gailan mustahil ada apa-apa dengan Joya. Kalaupun mereka punya hubungan, Ghazi yakin seratus persen abangnya itu kena pelet!

“Gailan nggak mungkin ngapa-ngapain lo!”

“Eh?” Joya tersedak. “Apa lo bilang tadi?”

Ghazi hanya diam dan memandangi Joya dengan tajam.

Joya terdiam dan menggigiti bibir bawahnya. Dia berpikir sejenak sebelum akhirnya mengerti apa yang dimaksud Ghazi, lalu menyemburkan tawa keras. Air mata cewek itu sampai keluar saking gelinya. Sementara Ghazi semakin yakin kalau Joya benar-benar sudah kehilangan kewarasannya.

“Dasar cewek aneh!”

Lihat selengkapnya