Malam itu cuacanya sejuk, langit malam sangat minta untuk dilihat, angin semilir juga menyapu tubuhku dengan lembut. Aku terhanyut melamun di teras, memikirkan; Untuk apa aku dilahirkan ke bumi? Kenapa aku diciptakan seperti ini? Kenapa di negara ini? Kenapa bukan di masa penjajahan? Kenapa ada gravitasi? Kenapa ada tuhan? Kenapa juga tuhan menciptakan kita jika ingin memusnahkan kita? Kenapa dan kenapa.. Namun langkah kaki halus itu mendekatiku lalu bersandar dan memejamkan mata dengan enaknya menyeletuk, "Kau tahu? Kau hanya harus jalani hidup.. sampai akhir, tidak boleh menyerah. Agar kau tahu, apa yang diberikan kehidupan kepadamu. Ingat itu Moko. Berhentilah memikirkan hidup."
Itulah Nizam, si yang selalu bisa menerka apa - apa saja di benakku. Oh iya, aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian. Apa kalian memiliki sesuatu atau seseorang yang sangat kalian cintai karena tidak ada lagi yang bisa kalian cintai?
Jujur, itulah aku sekarang. Aku sangat mencintai Nizam, hingga rasanya aku tak rela jika Nizam menikah dengan orang lain nantinya. Aku masih belum rela berbagi Nizam dengan siapapun! Aku berjanji akan menceritakan kisah kami, tapi kalian harus bersiap-siap untuk terisak nantinya.
Tunggu, jangan salah faham! kami adalah kakak beradik. Ya, ini adalah abangku tersayang yang sangat gagah, tampan dan berani, yang selalu melindungi dan menjagaku. Jika kalian bisa merasakan atau bahkan hanya sekedar bisa memiliki kenangan bagaimana hidup dengan sosok seorang ayah, segeralah bersyukur. Sejak kecil, kami tidak pernah mengetahui siapa ayah kami. Bertanya kepada Ibu? Kami tak ingin menambah bebannya. Ia sudah sangat sulit menanggung beban sehari-hari, bisa makan dua kali sehari saja sudah untung. Bahkan sejujurnya, kami tidak pernah melihat keluarga besar kami berkumpul, atau berkunjung ke wilayah kami. Aku sungguh hanya memiliki Ibu dan Bang Nizam.
Sosok Bang Nizam benar-benar pengganti sosok seorang ayah bagiku. Bukannya aku sangat membanggakan dia, tapi.. mungkin aku memang tidak bisa bertahan di dunia yang sangat mengerikan ini jika bukan bersamanya. Kalian mungkin akan faham setelah membaca semua cerita hidup kami.