Setelah semalaman berkutat di depan laptop untuk merevisi proposal skripsi yang sempat dikoreksi oleh pembimbing skripsinya beberapa waktu lalu, pagi ini Kinna kembali menemui pembimbingnya untuk memberikan hasil revisi yang keempat kali.
Dalam setiap langkahnya ia berdoa, semoga kali ini proposalnya diterima untuk segera diseminarkan. Tiga bulan lebih ia mengerjakan proposal hingga beberapa kali harus menyita waktu tidurnya. Oleh sebabnya, untuk kali ini ia betul-betul mengharapkan berita baik terkait tugasnya.
Hingga ketika di mana Kinna tiba di depan ruangan sang dosen pembimbing, Kinna kembali merapalkan doa-doa sebelum mengetuk pintu. Sesudahnya, ia embuskan napas panjang, menyerahkan semuanya pada yang kuasa, memantapkan diri untuk masuk ke dalam ruangan Miss Yeri—dosen pembimbing Kinna.
“Assalamualaikum,” salamnya sehabis mengetuk pintu kaca sebanyak tiga kali.
“Waalaikumsalam,” jawab Miss Yeri. Dosen muda yang ditaksir usianya masih sekitar tiga puluh tahunan itu sedang duduk di kursinya bersama tumpukan dokumen-dokumen yang memenuhi meja. Miss Yeri menatap Kinna sekilas lalu mempersilakannya duduk pada kursi yang berada di seberang Miss Yeri. “Gimana, Andrea?”
“Mau bimbingan, Miss,” jawab Kinna sembari menyerahkan map biru yang berisi fail proposalnya dan diterima langsung oeh Miss Yeri.
“Ini udah direvisi semua ‘kan yang Miss suruh?” tanya Miss Yeri. Tangannya lihai membuka lembar demi lembar proposal Kinna. Sangat tampak bahwa Miss Yeri tidak begitu teliti mengoreksi hasil revisi Kinna.
“Sudah, Miss,” jawab Kinna sopan penuh anggukan.
“Ini Miss ACC, ya.” Miss Yeri menuliskan huruf-huruf ‘ACC’ pada cover proposal Kinna. “Awas kalau masih ada yang salah waktu seminar nanti.”
Sulit untuk ditutup-tutupi kalau saat ini Kinna senangnya bukan main. Senyumnya terpancar seketika begitu mendengar langsung kalau proposalnya di-ACC. “Iya, Miss. Makasih banyak ya, Miss.”
Miss Yeri kembali menyerahkan fail proposal tersebut kepada Kinna. Untuk kedua kalinya Kinna mengucapkan kata terima kasih dengan senyum semringahnya. “Setelah ini turnitin dulu ya?”
“Iya, Miss.”
“Habis itu minta tanda tangan Kajur?”
“Iya, Miss,” jawab Kinna. “Jadi ini bisa langsung daftar seminar ‘kan Miss?”
“Iya.”
“Makasih banyak ya, Miss,” ucap Kinna senang. Begitu mendapatkan anggukan dari Miss Yeri, Kinna langsung menyalami dosen pembimbingnya itu untuk berpamitan.
…
Senyuman terus terpancar di wajah Kinna. Gadis ini memang cukup ekspresif dan emosional. Apa saja yang ia rasakan pasti langsung terpancar di wajahnya. Ketika sedang dilingkupi kesenangan, maka ia akan terus memberikan senyuman pada siapa saja yang ia kenal, atau bahkan menceritakan apa yang ia rasakan pada orang-orang terdekatnya.
Seperti yang sedang ia lakukan saat ini. Kinna buru-buru meraih ponselnya dari dalam tas untuk memberikan kabar bahagia yang baru saja menghampirinya itu kepada tiga sahabatnya yang ia temui sejak ia menjadi mahasiswa baru.
Astagfirullah
Gais
I have a gooooooood news for y’all
Fira
Apaaa?
Guess what???
Putri
Acc?
100
Fira
Omgggg
Udh daftar?
Belum
Mau turnitin dulu
Lo udah bimbingan lagi belum Fir?
Fira
Belum
Besokkk. Soalnya gue kalo bimbingan tiap hari Jumat
Mau ditemenin nggak?
Fira
Nggak usah, nggak papa
Putri mau bimbingan juga nggak?
Kalo mau, bareng.
Putri