Senyum manis bertengger di bibir seorang gadis cantik asal Palembang itu. Shala namanya, ia baru saja pulang dari Malang. Melanjutkan belajarnya ke Universitas Brawijaya yang telah selesai dilaluinya. Kini ia menghela nafas panjang menatap rindu akan suasana kota Palembang, ia berenggut saat mengingat betapa susahnya ia ingin makan Ikan di malang.
Tanpa banyak melamun Shala segera berjalan menuju Antrian koper untuk mengambil kopernya, menunggu dan melihat satu persatu koper yang berjalan di atas sebuah mesin disana.
Matanya berbinar saat melihat sebuah koper miliknya, segera saja Shala meraih gagang kopernya namun Shala terkesiap saat sebuah tangan yang lebih besar darinya lebih dulu meraih gagang koper miliknya. Hingga tanpa disengaja tangan keduanya bersentuhan.
Jantung Shala berdetak kencang, amarahnya meluap-luap ia segera menatap ke arah seseorang yang meraih kopernya. Shala semakin merasakan amarah saat mengetahui bahwa seorang laki-laki yang meraih kopernya.
"Punya mata mas? Kalo mau ambil koper itu lihat-lihat dulu dong main nyelonong aja"
Pria didepannya berkerut bingung, matanya pun menatap gadis berhijab merah didepannya dengan seksama. Tapi sayang Shala tak bisa melihat mata itu karna terhalang sebuah kacamata hitam.
"Untung saya pake sarung tangan kalo sampe tangan saya bersentuhan sama mas, saya bisa laporin mas ke polisi atas tuduhan pelecehan seksual"
Ia semakin bingung saat gadis berkerudung merah itu semakin berceloteh tanpa berfikir terlebih dahulu. Kemudian ia melepas kacamatanya dengan gagah yang membuat Shala terpana sesaat.
"Ekhm... Maaf ya mbak tapi ini koper saya jadi kenapa mbak mau laporin saya kepolisi atas tuduhan pelecehan? "
Shala mengerjap matanya polos.
Eh...Bukannya itu koper aku ?
Mencoba menutupi kegugupannya, Shala melihat Kopernya yang dipegang erat oleh laki-laki itu.
"I.. Itu koper saya, tolong kembaliin"
Arka menaikkan alisnya bingung. "Maaf mbak, koper ini punya saya". Ujar Arka menekankan kepemilikannya.
"Tapi firasat saya bilang kalau ini koper saya"
"Dan firasat saya ini koper milik saya mbak"
"Punya saya"
"Punya saya"
"Punya saya mas"
"Coba mbak lihat deh, disini tertuliskan nama saya"
Shala melirik koper tersebut dan mendapati kertas yang tertempel disana dengam nama Arkasa Mundjaya. Dengan seketika Shala terbujur kaku saat tau siapa yang berdiri didepannya.
"A.. Ar.. Arka"
Arka tersenyum puas saat melihat raut pucat dari gadis begamis brokat merah didepannya ini, sungguh rasanya Arka ingin mencubit pipi itu hingga kemerahan seperti saat ia memarahi Arka.