Money Baby

Naomi Saddhadhika
Chapter #1

Hanya Karyawati Biasa

Bebi Ayunina, perempuan berusia 29 tahun, berjalan turun dari bus transjakarta. Pagi ini halte sudah penuh, Bebi memang sedikit telat dari biasanya. Dia tahu kalau sampai di halte ini jam 7.40 pasti sudah mengantre, bahkan untuk tap kartu untuk keluar saja mengantre. Pagi itu dia menjadi salah satu begitu banyak karyawan karyawati yang mengantre hanya untuk turun jembatan. Inilah situasi pagi yang telah Bebi lalui selama lebih dari 5 tahun.

Bebi bekerja di sebuah e-commerce sebagai desainer grafis. Sudah 5 tahun dia di sana, tapi posisi dia masih sama, hanya ditambah kata "senior" dan gaji yang sedikit lebih tinggi. Walaupun senior, dia merasa kemampuan dia tidak jauh lebih baik dari junior-juniornya. Dia merasa kemampuannya sudah berhenti, tidak berkembang, stuck, monoton, ketinggalan zaman sejak 3 tahun lalu. Dia sudah menerima statusnya sebagai mediocre graphic designer, yang beruntung bisa bekerja di perusahaan terkenal. Ketika dia masuk dulu, e-commerce ini belum sebesar sekarang, sehingga dia ada kebanggaan tersendiri, rasanya seperti ikut merintis dari awal, padahal kerjanya hanya membuat banner dan postingan sosial media.

Sambil mengantre dan maju pelan-pelan seperti siput, Bebi membuka sosial medianya. Banyak berita mengenai virus corona yang mulai banyak di Indonesia, bahkan di Jakarta saja sudah ada ratusan orang yang kena. Bebi hanya membaca sekilas, dia lebih tertarik dengan berita kematian artis luar negeri. Setelah menghabiskan beberapa belas menit, Bebi akhirnya sampai di kantornya. Lift selalu ramai, akhirnya dia memaksakan diri menyelip setelah melewati 2 lift yang keburu penuh. Dia dipelototi beberapa orang, tapi Bebi tidak peduli. Namanya juga kerja di gedung perkantoran di Jakarta, semua orang memang mau menangnya sendiri, termasuk Bebi.

Sesampainya di mejanya, sudah ada dua risol di atas selembar tissue. Bebi melihat sekeliling, masih sepi, bahkan teman sebelahnya belum datang.

"Siapa nih yang ulang tahun?" Tanya Bebi dengan suara cukup keras.

Seorang perempuan kecil melongokkan kepala dari ruang pantry. "Aku kak. Hehe." Namanya Angie, graphic designer junior, baru bergabung 3 bulan lalu tapi sudah disukai semua orang.

"Happy birthday yee! Thank you risolnya!" Kata Bebi dengan lantang, yang dibalas ungkapan terima kasih dengan suara yang tak kalah lantang.

Lihat selengkapnya