Dalam beberapa hari, sejak kutukan itu terjadi, berubah sudah hidup Roy, seorang anak kelas 4 SD. Yang tadinya lebih sering berkutat di buku-buku pelajaran sekolah--meskipun jarang tiga besar kelas, Roy malah menarik perhatian salah satu perempuan tercantik di kelas 4A. Sekarang, gadis yang ia taksir, sepertinya makin dekat dengan dirinya
Tak hanya sampai di situ saja. Siang ini, jelang jam pulang sekolah, Roy membuat geger satu sekolah. Eh, belum satu sekolah, sebetulnya. Baru satu kelas 4A saja. Penyebabnya adalah tadi. Saat jam pelajaran Matematika-nya Pak Mikael. Roy bertransformasi lagi menjadi manusia kera. Ia terbirit-birit mencari tempat kosong, eh, malah diuber-uber teman-teman satu kelasnya. Itu termasuk dengan Lisa, gadis yang Roy sangat sukai.
Ujung-ujungnya Roy kembali diseret ke arah pohon nangka. Entahlah, apa yang sedang terjadi. Lagi-lagi, badannya bergerak sendiri dan langsung memanjat pohon nangka tersebut. Lisa yang dari tadi mengejarnya, terheran-heran. Meskipun, dalam hati Lisa, gadis itu mulai paham mengapa itu bisa terjadi. Pikir Lisa, mungkin dorongan dari semacam DNA kera yang tiba-tiba masuk ke dalam tubuh Roy. Roy yang semula tak bisa memanjat pohon, mendadak bisa memanjat pohon.
Lisa memandangi ke sekelilingnya. Gadis itu juga baru sadar ternyata Roy tidak hanya diikuti oleh dirinya. Ada beberapa teman yang mengikuti pula. Eh, salah deh, melainkan satu kelas mengerubungi Roy, si manusia kera yang menggemparkan SD Katolik Boromeo.
"Kalian ngapain ke sini?" tanya Lisa kebingungan. Pertanyaan Lisa lebih ditujukan kepada sembarang orang.
Yang menjawab itu Kathrina, gadis berambut pendek dan hobi mengenakan bando, "Kamu sendiri ngapain, Lisa? Eh, itu beneran Roy, kan?"
Ketua kelas 4A, Daniel, menimpali, "Apa sejak kemping Pramuka itu?"