Lagi-lagi Bang Rimhot hanya menggeleng-gelengkan kepala. Lagi-lagi pula itu disebabkan oleh keponakan kesayangannya. Ah, siapa lagi jika bukan Roy. Begitu mobil Fortuner tiba di sekolah tersebut, begitu Roy membuka pintu, sudah berdiri teman perempuannya. Tergesa-gesa Lisa menarik tangan Roy.
"Amang tahe!" semprot Bang Rimhot. "Padahal Amangboru-nya saja belum punya pasangan, tapi ponakannya... amango amang!"
Semakin ku kejar semakin kau jauh
Tak pernah letih tuk dapatkanmu
Terus berlari namun ku takut terjatuh lagi
Tak ingin lagi membuat ku perih
Sadarkan aku dari mimpiku
Dengan senewen, Bang Rimhot memgegas mobil Fortuner untuk perlahan-lahan menjauh dari SD di mana Roy bersekolah. Makin senewen perasaan Bang Rimhot, saat dari arah radio mobil, terdengar lagu yang semakin membuat suasana hatinya buram.
Sementara Roy, jantung anak laki-laki kelas 4 SD itu berdebar-debar. Beberapa kali Roy menelan air liur. Roy tampak keasyikan saat tangannya diraih Lisa. Lisa menuntun Roy pelan-pelan ke arah halaman belakang sekolah. Lagi-lagi, di tempat yang sama. Dekat lapangan sepak bola. Di sekitar pohon nangka.
Untuk kali ini, tanpa Roy dan Lisa sadari, ada seseorang yang coba mengikuti mereka berdua. Orang itu adalah Daniel. Daniel tampaknya cemburu dengan kedekatan Roy dan Lisa. Meskipun anak-anak, tetap bisa merasakan hal-hal yang orang dewasa rasakan, bukan?
Cepat-cepat Daniel keluar dari ruang tata usaha sekolah. Ia mempercepat langkahnya agar bisa mengejar kedua teman sekelasnya. Daniel kelihatannya memiliki kecurigaan tersendiri akan dua teman sekelasnya.