Roy terbangun. Jam sudah menunjukkan pukul 01.23. Masih subuh sebetulnya. Ah, ternyata yang tadi itu hanya mimpi.
Pelan-pelan Roy coba mengatur irama jantungnya. Ia sangka tadi itu dirinya sedang di sekolah. Tepatnya lagi, sedang di perpustakaan. Jujur, ia agak takut rahasianya terbongkar. Barunya, cukup Lisa saja yang mengetahui rahasia kecilnya. Yang mana ia sewaktu-waktu bisa menjelma menjadi manusia kera. Yang lain-lain, jangan, apalagi Daniel.
Terdengar suara gadis terkekeh. Alangkah kagetnya Roy saat mendapati bahwa ada Sania di dalam kamarnya. Entah bagaimana Sania bisa masuk. Seingat Roy, di atas jam 8 malam, Roy tak pernah absen untuk mengunci pintu kamarnya. Sania berdiri di sampingnya. Di salah satu baju Sania, nangkring monyet kecil. Lagi dan lagi, monyet kecil loncat ke dada Roy. Lagi-lagi, si monyet kecil mencium pipi Roy.
"Kamu masuk gimana caranya? Pintunya kan aku kunci?"
"Masa? Kalau udah dikunci, kenapa aku bisa masuk?"
Roy jengkel mendengar kekehan Sania tersebut.
"Eh, kayaknya Chip aku ini senang banget sama kamu, Roy. Mungkin di mata dia, kamu itu kayak kakaknya."
Roy hanya balas terkekeh.