Begitu selesai memperkenalkan diri, Sania duduk di belakang Lisa. Lisa tersenyum ke arah Sania yang sudah terlebih dahulu tersenyum. Sebelumnya Sania sudah tersenyum lebih dahulu ke Roy yang memang posisi bangku Roy tak jauh dari meja guru. Saat Sania menatap Roy, Roy merasa agak aneh. Senyuman Sania cukup mengundang tanda tanya. Apalagi Roy heran mengapa Sania sebentar merapatkan tubuhnya ke arah tubuh Roy. Belum lagi Sania meletakkan telunjuk ke depan bibir. Yang seolah-olah meminta Roy agar diam-diam saja. Diam adalah emas. Justru bersuara akan mengundang malapetaka.
Roy mengangkat tangan.
Bu Retno berseru, "Ada apa, Roy?"
Guru Bahasa Indonesia itu sedang bersiap untuk membacakan murid-murid kelas 4A cerita tentang Lutung Kasarung.
"Boleh izin ke toilet?" seru Roy yang sudah berdiri malah.
"Jangan lama-lama," izin Bu Retno. "Oh iya, ada yang sudah pernah dengar dongeng Lutung Kasarung?"
Sementara Roy segera mempercepat langkahnya menuju toilet. Saat di dekat pintu ruangan kelas, mendadak Roy gelisah sendiri.
Sania terlihat di hadapan mata Roy yang belum begitu menjauh dari ruangan kelas, sedang mengangkat tangan.
"Yah, Sania, kamu tahu memangnya?" ujar Bu Retno yang membiarkan Sania untuk menjawab pertanyaan.
Entah mengapa Sania malah berdeham dan batuk-batuk.