BYUR!
Kagetlah Roy. Bangun-bangun ia sudah berada di dalam ruangan kelas 4A. Di hadapannya, berdiri salah satu guru paling galak. Bu Agustin, guru Seni Budaya memandangnya galak. Ia spontan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Rasanya ada yang aneh.
Kedua mata Roy beralih ke arah Bu Agustin lagi. Untuk kali pertama, Roy tak terlalu takut. Biasanya, meski guru Seni Budaya itu terlihat masih muda, tetap saja guru itu terlihat menyeramkan di mata Roy. Lebih bawel daripada mamanya.
"Apa yang kamu lamunkan, Roy?" tanya Bu Agustin menyeringai. "Mikirin apa kamu? Cuci muka dulu sana ke toilet!"
Roy mengangguk. Dengan sempoyongan, ia bangkit dari bangkunya. Barulah ia menyadari sesuatu. Bukan hanya sesuatu, melainkan ada banyak. Yang pertama, tidak ada Lisa. Yang kedua, Sania pun tak ada. Yang ketiga, Daniel masih duduk di samping kanannya. Sebelumnya, sebelum mimpi di tempat serba putih tersebut, tempat duduk Daniel dipindah ke dekat pintu masuk.
"Bu," Roy menoleh ke belakang sebentar. "Ngomong-ngomong, Lisa ke mana?"
Kompak nyaris seluruh teman-teman sekelasnya berseru, "Cieee... ada apa nih?"
"Kamu mimpi, yah, tadi?" tanya balik Bu Agustin yang mana wajahnya bercampur geli dan emosi. "Lisa hari ini absen. Barusan Ibu absen. Seperti biasa juga, dia absen buat syuting."