"Kamu lagi ngomongin anime Jepang yah?"
Bukannya menyelesaikan PR IPA, Lisa masih terpikirkan tentang Roy. Ia masih memikirkan kejadian saat itu. Saat, anak yang diledek culun itu tiba-tiba mendatangi Lisa yang sedang mengerjakan PR Matematika. Roy menghampiri Lisa hanya untuk mengatakan sesuatu yang... Lisa kira itu merupakan alur cerita dari sebuah anime Jepang.
Lisa terkekeh. Ia menertawakan anak laki-laki yang seringkali duduk di dekat meja guru tersebut.
"Lisa, Lisa, masa kamu lupa sama aku? Pura-pura nggak kenal gitu. Jahat, ah, kamu. Padahal aku cukup bersyukur, kamu tahu soal rahasia aku yang kadang bisa berubah menjadi manusia kera."
Ah, memangnya ada yang seperti itu? Memangnya ada animasi Jepang dengan alur cerita seperti itu? Sungguh tak tahu malu sekali anak laki-laki bernama Roy tersebut.
"Aku baru dengar ada anime tentang anak laki-laki yang bisa berubah menjadi manusia kera. Ada apa?"
Akan tetapi, saat Lisa memikirkannya baik-baik, sepertinya ia merasa ada benang-benang tak terlihat antara ia dan Roy. Seperti baru saja mengalami banyak hal bersama Roy. Ia sendiri bingung, pengalaman yang seperti apa. Seperti dekat di hati. Nyatanya ia sadar, pergaulannya lebih sering bersama murid-murid yang duduk di barisan belakang. Lisa lebih dekat dengan murid-murid yang... populer--yang biasanya berpenampilan menarik.
Sekonyong-konyong muncul bayangan sebuah peristiwa di kepala Lisa. Itu terasa cukup nyata, tapi Lisa kurang yakin memang benar-benar pernah mengalaminya bersama anak laki-laki tersebut.
Roy kembali menghela nafas. Dinginnya udara dari AC perpustakaan ternyata tak terlalu mengganggu Roy. Pengganggu utamanya adalah gadis yang menghampiri Roy. Gadis itu membawa beberapa buku untuk diserahkan kepada Roy. Jantung Roy mendadak berdetak-detak lebih kencang.