Monyet Buluk & Putri Lisa

Nuel Lubis
Chapter #40

Lebih Baik Kamu Lupakan Aku, Lisa!

"Emangnya kapan aku pernah se-perpus bareng anak laki-laki bernama Roy itu?'

Lisa membatin. Ia masih sambil memandangi langit-langit kamar. Lampu kecil berwarna kuning di pojok meja belajar menyinari sebagian wajahnya. Cahaya itu menghangatkan, tetapi tak mampu menyibak rasa bingung yang mulai merayap ke pikirannya.

Bayangan Roy, senyumnya yang kikuk, tawa canggungnya yang khas, dan sorot matanya yang dalam. Semuanya muncul seperti potongan mimpi yang tak lengkap. Ada rasa familirr, tetapi juga rasa asing. Seperti pernah dekat, tetapi tak pernah benar-benar kenal.

“Kenapa sih aku mikirin dia?” gumam Lisa. Ia mengerjap, mencoba menghapus bayangan Roy dari benaknya. Namun, semakin ia mencoba melupakan, semakin jelas suara tawa mereka berdua di ruang perpustakaan itu terdengar di kepalanya.

Dug. Dug. Dug.

Degup jantung Lisa berdetak lebih cepat. Ia bangkit dari tempat tidur, berjalan ke arah meja belajar, lalu membuka laci dan mengambil sebuah buku catatan kecil berwarna merah muda. Di dalamnya, tertulis hal-hal kecil yang kadang ia tulis diam-diam. Itu semacam jurnal, tapi tak lengkap.

Lisa membuka halaman terakhir yang ia tulis.Tanggalnya kosong. Tapi ada tulisan:

“Lagi-lagi Roy berubah lagi. Heran aku, udah tahu bakal berubah kalau lagi emosi, dia masih aja nggak bisa nahan emosi. Dan, kenapa harus ngomel-ngomel ke aku? Aku cuma niat bantu, kok."

Tangan Lisa gemetar. Ia tahu itu tulisannya. Ia ingat pernah menulis hal itu, tapi kapan? Kapan ia menulisnya? Kenapa ia bisa lupa?

Lisa memejamkan mata. Sekejap, potongan memori muncul: suara langkah kaki terburu-buru, suara maki-maki Pak Hieronimus, dan suara Roy yang berkata galak, "Kamu sebetulnya niat bantuin aku, nggak? Capek aku disodorin buku ini, buku itu!"

Lisa membuka mata. Ia mulai panik.

"A-aku kayaknya pernah tahu semua ini. Tapi kenapa rasanya seperti dilupakan paksa? Kayak mendadak amnesia."

Ponsel Lisa berbunyi pelan. Sebuah notifikasi masuk dari grup kelas. Namun, bukan itu yang menarik perhatian Lisa, melainkan satu pesan pribadi dari nomor asing. Isinya hanya:

Lihat selengkapnya