Monyet Buluk & Putri Lisa

Nuel Lubis
Chapter #45

Suasana Magis saat Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

Hujan reda. Bel istirahat kedua berbunyi nyaring. Murid-murid kelas 4A segera kembali ke ruang kelas mereka. Beberapa anak masih menyeka rambutnya yang basah, sebagian menggeliat lesu karena dingin yang mulai menusuk tulang.

Lisa duduk di bangkunya dengan kepala masih berat. Kathrina dan Daniel duduk di sebelah, masih membisikkan potongan-potongan omongan Sania tadi. Sementara Sania sendiri duduk di belakang mereka, bersiul-siul sambil sesekali tertawa kecil. Sendirian saja.

Masuklah Bu Agustin ke dalam kelas. Seperti biasa, beliau mengenakan baju batik dengan rok panjang gelap dan mengalungkan seruling kayu di lehernya.

“Selamat siang, anak-anak! Hari ini kita akan belajar memainkan seruling dan pianika!” serunya riang, membangkitkan semangat yang sempat terendam hujan. "Keluarkan pianika dan seruling kalian!"

Beberapa anak bersorak. Selanjutnya mereka kompak mengeluarkan alat musik mereka masing-masing.

“Lagu pertama kita: Tokecang,” ujar Bu Agustin. “Ayo, siapa yang tahu dari daerah mana lagu ini?”

Beberapa tangan terangkat. Lisa yang menjawab, "Jawa Barat, Bu Agustin!"

“Betul! Dari Jawa Barat!” jawab Bu Agustin setelah menunjuk salah satu siswa. “Lagu ini ceria, tapi juga bisa dimainkan dengan irama yang magis, persis kisah-kisah rakyat zaman dulu.”

Lihat selengkapnya