Roy gelagapan.
Madam Hyachinta berdiri di hadapannya. Tampangnya galak sekali. Seperti hendak menerkam. Memang guru Bahasa Inggris di SD tersebut terkenal sebagai salah satu guru killer, selain, tentu saja Pak Mikhael.
"Hey, wake up," tegur Madam Hyachinta. "Are you just dreaming?"
Roy menggeleng. "N-not yet, Miss,"
Ia lalu memandang ke arah sekelilingnya. Ternyata masih di ruang laboratorium bahasa. Masih jam pelajaran Bahasa Inggris. Masih pula bersama teman-temannya, yang sesama penghuni kelas 4A.
"What were you dreaming about just now?" tanya Madam Hyachinta menggeleng-gelengkan kepala, penuh kegemasan.
Hampir saja Roy akan dijewer. Roy pun tak berani mengakui mimpinya tadi. Sebab, ia tadi tanpa sengaja mengantuk, tertidur, dan memimpikan...
*****
Lisa menggenggam tangan Roy.
“Lalu apa yang harus kita lakukan?”
Sania membuka gulungan kecil dari balik bajunya. Di dalamnya, ada peta aneh yang tampak hidup. Jalan-jalannya bergerak. Di sudut peta, ada simbol bulu monyet dan mahkota.
“Kalian sebaiknya kembali lagi ke sana. Temukan pohon yang mana dulu kalian berkemah itu.”
“Tapi, aku--waktu itu--tidak ikut kemping,” tanya Lisa.
“Roy ikut, kan?” tanya Sania lirih.
Sunyi merambat.
Roy menatap Lisa.