"Ribet bangett, dia yang bikinn masalah gue yang kena ishh". Guram Alsa berjalan menuju ruang BK.
Alsa sangat kesal sekali kenapa namanya ikut tersebut saat kedua teman sekelasnya dapat masalah.
Tok tok tok!!
"Permisi assalamualaikum".
"Iyaa waalaikumsalam. Masuk". Sahut seorang wanita paruh baya yang menjawab salam Alsa dan itu adalah suara Bu Rima.
Saat masuk Alsa segera duduk di samping Aji. Sepi sunyi dalam ruangan itu. Hanya ada Alsa, Aji, Farel dan Bu Rima. Disana terlihat Farel dan Aji yang sedang merenung dengan kepala tertunduk.
"Kamu tau kenapa kamu saya panggil kesini Alisya?". Tanya Bu Rima.
"Mmm. Saya tidak tau bu". Jawab Alsa yang terlihat gugup.
"Kamu seharusnya bisa memimpin kelas dengan benar. Saya kan sudah bilang, murid tidak boleh keluar kalau belum izin sama ketua kelasnya. Kenapa dua murid ini bisa keluar kelas?".
Serontak Alsa kaget karna perkataan Bu Rima yang menyalahkan Alsa.
"Saayaa tadi lagi cari guru makanya saya sendiri tidak tau kal--". Omongan Alsa terpotong ketika tiba tiba Farel yang tadinya terdiam membuka suara.
"Alisya ngga salah Bu. Yang salah saya sama Aji".
Alsa bingung, kenapa Farel yang biasanya bersikap tidak peduli dengan Alsa tiba-tiba membela Alsa.
"Kamu diam dulu, disini salah Alisya juga. Seharusnya dia bisa memimpin kelas dengan benar".
"Alisya sudah memimpin kelas dengan benar kok Bu. Ini kesalahan saya sendiri kenapa saya keluar kelas tanpa izin". Bela Farel.
"Yasudah kalo begitu. Ini hanya peringatan saja buat kamu yaa Alisya agar kamu bisa mempimpin kelas dengan benar. Terimakasih Alisya. Silahkan kamu boleh masuk ke kelas". Dengan tersenyum Bu Rima pun menyuruh Alsa untuk kembali ke kelasnya.
"Iyaaa buu, saya akan melaksanakan apa yang ibu bilang. Permisii Bu". Alsa pun keluar dari ruangan itu. Hatinya sangat lega sekali sekarang.
Saat Alsa ingin berjalan ke kelas. Alsa melewati jendela ruangan BK tempat dimana Farel dan Aji masih berada didalamnya untuk pemecahan masalah tersebut.