Blurb
Semua orang pasti pernah dihinggapi rasa lelah, sedih, amarah dan kecewa. Begitu juga Luna Marissa yang saat ini begitu jemu mendengarkan seseorang yang bertanya kapan ia akan menikah.
Gadis berusia dua puluh tujuh tahun ini mencoba menyabarkan hatinya sendiri. Karena dia punya keyakinan jodoh pasti akan datang di waktu yang tepat. Luna pun ingin rehat dari pekerjaannya sejenak, dan mengambil penerbangan ke Shanghai untuk sebulan lamanya.
Langit malam di Shanghai berbeda dengan di Indonesia. Begitupun dengan adat dan istiadat yang ada di sana. Yang paling membuat bibir Luna keluh, saat ada seorang pria yang bertanya tentang keberadaan Tuhan padanya. Membuat sang gadis terhenyak, seperti jiwanya diketuk oleh sesuatu yang begitu halus. Begitu menggetarkan hati.
"Jika kau tahu cinta itu ada di mana, lalu kenapa kau masih bertanya Tuhan itu ada atau tidak?"