Blurb
Setelah kepergian ayahnya saat ia berusia 5 tahun. Lana, segera meninggalkan mimpi yang dipasrahkan padanya dari sang ayah. Berkat bujukan dari kakak sepupunya, Lucia. Lana akhirnya mampu bangkit dari kegelapan hati tak berujung. Dia memiliki mimpi dan misi yang baru. Dia pergi ke kampung halaman sang ayah, demi mencapai mimpi baru tersebut.
12 tahun kemudian. Kini Lana menapaki jalan barunya, di salah satu sekolah swasta yang selalu mencetak para alumninya menjadi atlet nasional. Sebagai siswa khusus, Lana bebas memasuki kelas apa saja demi memilah permata kasar. Permata yang nantinya akan membawa nama bangsa di kaca internasional.
Namun seiring pencariannya. Lana mengalami beberapa hambatan. Billy sang kapten tim basket yang digadang-gadang akan menjadi atlet basket U-17 terbaik. Dia mengalami cidera kaki yang tidak memungkinkan lagi untuk digunakan berlari maupun berolahraga. Juga ada Swastika, seorang junior yang tidak memiliki lengan kanan dan terpaksa memakai tangan palsu.
Lana yakin jika semua pasti memiliki jalan. Dengan melatih mental secara intens. Lana meyakinkan bahwa mereka berdua masih bisa memiliki mimpi pada bidang olahraga. Hanya saja pada jalur yang berbeda dibandingkan dengan orang biasa. Yaitu jalur dunia paralimpyc, olimpiade khusus bagi penyandang disabilitas.