Mooncake

Nauval Abdullah
Chapter #4

Sepulang Sekolah

Hari-hari bahagia itu dimulai pada hari Senin, dua minggu setelah semester dua Sekolah Menengah Pertama digulirkan. Seperti biasa, hari Senin adalah hari digelarnya Upacara Bendera. Panasnya terik matahari tidak mematahkan semangat murid-murid untuk melaksanakan kegiatan mingguan tersebut. Hanya ada beberapa murid yang terlihat berlindung di bawah rindangnya pohon. Beberapa lagi sedang berada di UKS. Tidak terlihat wajah-wajah pucat dari mereka yang berada di ruangan itu. Justru, mereka dengan asyiknya mengobrol dengan satu sama lain. Salah satu dari mereka adalah Denis. Denis adalah seorang pemberontak, pemberani, dan paling keren di antara temannya yang lain. Ia dianggap sebagai pemecah suatu masalah dan omongannya selalu didengar oleh teman-temannya. Saat Kepala Sekolah sedang menyampaikan pidato, Denis tengah bersantai sambil disuguhkan segelas teh manis. Sementara sahabatnya, Nuwar, justru berada di barisan paling depan. Nuwar adalah anak yang kalem dan low-profile. Bisa dibilang hidupnya lurus-lurus saja. Ia tidak pernah memiliki musuh, semua orang menyukainya. Nuwar juga termasuk siswa yang pintar di dalam kelasnya. Dua sahabat ini sudah saling kenal sejak tahun pertama mereka bersekolah. Setelah Upacara, Denis menghampiri Nuwar.

"Gimana? enak Upacaranya?" tanya Denis. Nuwar hanya terdiam. Hal itu membuat Denis terkekeh. "Nuwar, Nuwar. Makanya, dengerin aja kata gue. Liat tuh muka lo gosong kena sinar matahari."

"Iya, Den, Iya. Terserah apa kata lo," jawab Nuwar kecut.

Saat keduanya berjalan ke kelas, mereka dan teman-temannya yang lain disambut oleh Bu Endah, wali kelas mereka. Guru yang terkenal galak itu menunggu di depan pintu.

"Baik, anak-anak. Bagi yang tadi ikut Upacara silakan langsung masuk ke kelas. Bagi yang tidak, tunggu dulu di sini," tegas Bu Endah.

"Mampus gue …." Denis mulai menyesali perbuatannya.

"Gimana? enak di UKS? gue masuk duluan ya, Den." Nuwar masuk ke kelas meninggalkan temannya itu. Sebelum masuk, ia mencium tangan Bu Endah.

"Silakan masuk, Yanuar." Bu Endah mempersilakan Nuwar dan teman-temannya masuk. Kecuali yang tidak mengikuti upacara, apapun alasannya.

Singkat cerita, siang hari akhirnya tiba. Pembelajaran pun telah selesai. Nuwar dan Denis sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah mereka. Keduanya berjalan menunduk karena teriknya matahari. Dalam perjalanan tersebut, mereka bertukar cerita.

"War, lo masih inget nggak pas gue pertama kali masuk SMP?" Denis membuka percakapan.

"Masih lah. Gue inget banget, baru seminggu masuk sekolah lo udah bikin onar di kelas." Nuwar berjalan sambil menendang-nendang kerikil di jalanan.

"Haha, sialan emang! padahal cuma sekadar nyoret papan tulis."

"Sekadar nyoret ndasmu! lo lupa? lo nulis 'Denis Ganteng' tapi huruf 'D' nya lebih kelihatan kayak 'P'. Gimana nggak ngamuk Bu Endah?"

Denis tertawa terbahak-bahak sampai-sampai mendongakkan kepalanya. Lalu ia meringis karena silaunya sinar matahari.

"Gila! Silau banget," ujar Denis. "Ngomong-ngomong, semua temen sekelas kita jadi benci semua sama gue setelah kejadian itu, lo doang yang masih mau temenan," kata Denis. Ia kemudian jongkok untuk menangkap seekor belalang kecil yang ada di depannya.

"Iya lah, gue kan butuh lo buat ngelindungin gue, dan lo butuh gue buat ngejawab soal-soal matematika" balas Nuwar. Denis tersenyum lebar setelah mendengarnya. Ia berjalan ke belakang Nuwar dan mulai memijat bahunya.

"Ngapain sih?" tanya Nuwar. Lalu, tiba-tiba saja Denis memasukkan belalang yang ia tangkap ke dalam baju Nuwar. Nuwar yang kegelian langsung mengibaskan bajunya. Denis tertawa terpingkal-pingkal. Setelah belalang tersebut berhasil Nuwar keluarkan, Denis berlari dengan sangat kencang meninggalkan Nuwar. Nuwar kemudian mengejar Denis yang berlari meninggalkannya. Lalu, setelah cukup lama melakukan kejar-kejaran Denis berhenti lalu menopang kedua tangannya di lututnya. Nuwar yang nafasnya masih tersengal-sengal berjalan menghampiri Denis.

"Nyerah, nyerah." Denis kehabisan nafas.

"Beliin gue minuman, Den," pinta Nuwar.

"Ya udah, pinjem uang lu dulu dong, nanti gue ganti," jawab Denis.

"Uang gue udah abis tadi buat bayar kas."

Lihat selengkapnya