Mooncake

Nauval Abdullah
Chapter #6

Pawai Budaya

Hari ke hari silih berganti, akhirnya pawai budaya yang di nanti-nanti pun tiba. Buk Liem dan anak-anak sudah berada di pagelaran pawai budaya yang di hadiri oleh Pak Gubernur. Acara tersebut diramaikan oleh berbagai kalangan yang masing-masing memiliki temanya kebudayaannya tersendiri. Buk Liem dan barisannya sendiri mengusung tema pencak silat. Mereka berbaris dengan rapi menggunakan pakaian pencak silat yang sudah disiapkan sebelumnya. "Anak-anak, sebelum mulai mari kita berdoa dulu," kata Bu Liem, "berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dimulai." Buk Liem dan anak-anak pun berdoa. Setelah selesai, panitia acara mempersilakan peserta untuk memulai pawai. Anak-anak mulai melangkahkan kakinya. Mereka berjalan dengan semangat walaupun tanpa mengenakan alas kaki. Ahmad dan Nuwar memegang bendera dengan pandangan yang lurus ke depan. Sementara itu, anak-anak lain yang berada di barisan melihat banyak barisan lainnya dengan kostum kebudayaan yang beragam di sekeliling mereka. Setelah 30 menit berjalan, sampailah mereka di tempat di mana panggung megah tempat Pak Gubernur berada. Anak-anak yang melihat itu langsung merapihkan barisannya. Saat sedang melewati panggung, Kevin melambai kegirangan ke arah Gubernur. 

"Guys, liat itu Pak Gubernur!" seru Kevin.

"HEH Kevin!, fokus lah sama barisan, liat tuh langkah kaki lo udah nggak sama lagi," ucap Denis sambil menarik tangan Kevin. 

Lalu, tak disangka Pak Gubernur membalas lambaian Kevin. Anak-anak lainnya yang juga melihat hal itu ikut melambaikan tangan mereka dengan antusias. Denis yang tetap berusaha pada pendiriannya untuk menjaga langkah kakinya sesuai arahan Buk Liem, akhirnya ikut menoleh ke arah Gubernur.

"Pak Gubernur beda banget ya aslinya sama yang di TV," kata Ahmad.

"Iya bener, yang aslinya lebih gagah," ucap Karin.

Mendengar ucapan Karin, Nuwar melirik ke arahnya. Ia terlihat tidak setuju dengan pernyataan Karin. Justru Pak Gubernur terlihat lebih tua dan gendut jika dilihat secara langsung. Tak berselang lama, pawai tersebut pun selesai. Buk Liem berterimakasih kepada anak-anak karena sudah berlatih dengan sungguh-sungguh selama ini dan hasilnya begitu memuaskan. Setelah acara selesai, Buk Liem mengajak anak-anak untuk berfoto bersama untuk kenang-kenangan. Anak-anak berbaris dengan rapi dan masih mengenakan pakaian pencak silat.

"Oke anak-anak, sekarang kita foto dulu ya. Posisi siap semuanya," ujar Buk Liem yang sambil memegang kamera, "satu … dua … CEKREK!" Buk Liem melihat hasil fotonya. "Ayo lagi, sekarang gaya bebas. satu … dua … CEKREK!"

"Buk Liem ayo ikut foto bareng!" teriak anak-anak.

Lihat selengkapnya