Masa-masa Nuwar dan teman-temannya sebagai siswa SMP sebentar lagi akan berakhir. Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan akan digelar dalam hitungan hari. Sore itu, Nuwar dan Denis sedang menghabiskan waktu berdua di bawah pohon di mana mereka biasa berkumpul. Lalu, Nuwar bertanya kepada Denis. "Lo udah belajar buat UN, Den?"
"Belom. Orang gue nggak ngerti sama sekali. Pasrah aja deh gue sama hasilnya nanti." Denis menjawab sambil melempar batu-batu kerikil ke arah angin. Mendengar jawaban itu, Nuwar hanya terdiam sambil memandangi kerikil-kerikil yang dilemparkan Denis. "Lo kalo lulus emang mau masuk mana?" tanya Denis.
"Ya SMAN 3, lah. Kan bareng lo"
Mendengar ucapan tersebut, Denis berhenti melemparkan kerikil dan melihat ke wajah Nuwar.
"Kenapa?" tanya Nuwar.
"Lo selama ini belajar terus ya di rumah? nggak pernah main sama yang lain?"
"akhir-akhir ini emang gue nggak dibolehin main, disuruh fokus belajar. Emang kenapa?"
Denis menarik nafasnya. "Lo tau kan gimana situasi keluarga gue, War?" Denis mengangguk. "Beberapa hari yang lalu mereka akhirnya mutusin buat cerai. Gue sendiri milih untuk ikut nyokap gue balik ke Surabaya."
Nuwar terkejut mendengar perkataan teman dekatnya itu. "Kok tiba-tiba banget, Den?"
"Nyokap gue udah nggak tahan tinggal serumah sama bokap gue, rencananya abis UN gue langsung nyusul nyokap gue," balas Denis.
Nuwar hanya terdiam. Ia begitu sedih karena teman terdekatnya selama ini akan pindah meninggalkannya."Karin pindah keluar kota … lo juga pindah keluar kota," Nuwar menghela nafas panjang, "kapan ya gue keluar dari sini," keluh Nuwar.