Bagas berdiri dari sofa. Ia merenggangkan badannya yang sudah tertidur cukup lama. Ia lalu mengambil segelas air putih untuk menghilangkan dahaganya. Sementara itu, Ovia sudah tertidur pulas bersama Shafa di sampingnya. Bagas kembali ke sofa empuknya. Kali ini, ia membaca dalam posisi duduk. Ia kembali membuka halaman yang ia tandai dengan setangkai bunga yang layu. Matanya langsung tertuju pada suatu kata, yaitu: 'Bab 6: Lembur'.
Sore hari itu, suasana ibukota tampak masih setia pada rutinitasnya. Kendaraan padat merayap, pedagang kaki lima sedang melayani pembelinya, Polisi lalu lintas sedang melaksanakan tugasnya mengatur kendaraan. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Nuwar sendiri sedang berada kantornya. Ia sedang sibuk di depan komputernya sambil sesekali menyeruput kopi susu yang disediakan di mejanya. Dari mejanya bisa terdengar suara keyboard yang diketik oleh rekan-rekannya yang mejanya saling berdekatan. Saat semua orang sedang sibuk dengan pekerjaannya, azan asar berkumandang. Beberapa karyawan bergegas menuju Musala untuk menunaikan salat. Tak lama kemudian, Pak Sugeng, seorang Kepala Bagian keluar dari kantornya. Ia melihat Nuwar yang masih sibuk dengan komputernya. "Nuwar, ayo salat dulu. Nanti disambung lagi" ujar Pak Sugeng.
"Oh iya Pak Sugeng. Sebentar lagi selesai Pak, nanggung," jawab Nuwar.
"Pekerjaan kamu bisa menunggu, salat lebih penting. Kamu tahu itu," kata Pak Sugeng, "Ya sudah, saya duluan, ya" lanjut Pak Sugeng
"Baik Pak, saya segera menyusul." Pak Sugeng pergi meninggalkan Nuwar yang kembali menatap layar komputernya. Beberapa menit kemudian, Nuwar terlihat sudah selesai dengan pekerjaannya. Ia kemudian segera berjalan menuju Musala. Setelah selesai salat, Pak Sugeng menyalami para karyawan duduk di sampingnya. Setelah berdoa, Pak Sugeng kemudian berdiri. Ketika hendak berjalan ke pintu keluar, ia berpapasan dengan Nuwar yang baru datang dan hendak menuju tempat wudu.
"Eh, sudah selesai pak?" tanya Nuwar.
"Ya sudah dong" jawab Pak Sugeng. Nuwar kemudian duduk di samping Pak Sugeng. Ia melepaskan kedua sepatunya. Sebaliknya, Pak Sugeng sedang memakai sepatunya. Pak Sugeng kemudian berdiri dengan menopang pundak Nuwar. "Saya duluan, ya," ucap Pak Sugeng datar ketika meninggalkan Nuwar.
"Baik pak" jawab Nuwar.
Nuwar langsung bergabung dengan jamaah yang sudah mulai salat. Pak Sugeng sudah kembali ke ruangannya. Sebelumnya, ia terlihat sedang mengamati para karyawannya. Sesekali ia bercengkrama dengan salah satu dari mereka. Pak Sugeng juga mengamati meja-meja karyawan. Beberapa meja terlihat begitu rapi. Tumpukan kertas tidak dibiarkan berantakan di atasnya. Tidak ada benda lain selain peralatan untuk bekerja. Semua meja rekan-rekannya rapi, kecuali meja Nuwar. Pak Sugeng melihat gelas kopi yang basah bagian bawahnya dan nodanya menempel di meja. Ia juga melihat tumpukkan kertas tidak di susun rapi, dan bolpoin yang tidak diletakkan pada tempatnya. Pak Sugeng tidak suka melihat hal tersebut. Sementara itu, Nuwar yang sudah selesai berjalan kembali menuju meja kerjanya. Rekan-rekannya melihat Nuwar yang baru datang. Salah satu dari mereka tersenyum melihat Nuwar yang baru datang. "Pak Sugeng ngapain?" Nuwar bertanya kepada rekan-rekannya.
"Enggak ngapa-ngapain, cuma ngobrol sebentar," jawab salah satu rekannya. Rekannya yang lain melirik ke arah orang yang baru saja menjawab pertanyaan Nuwar, lalu memutuskan untuk diam dan kembali menatap layar komputernya. Nuwar duduk lalu membereskan kertasnya yang berantakan. Semua karyawan kembali ke perkerjaannya masing-masing. Jam menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit. Nuwar berhenti sejenak dari pekerjaannya. Merenggangkan badannya yang sudah duduk cukup lama. Ia lalu berdiri menuju dispenser untuk mengisi air minum. Saat sedang menunggu gelasnya penuh, Pak Sugeng keluar dari ruangannya. Ia berjalan menuju meja karyawannya. Nuwar yang melihat Pak Sugeng bergegas kembali menuju meja kerjanya.
"Teman-teman, saya minta atensinya sebentar," ucap Pak Sugeng. Para karyawan langsung mengalihkan perhatiannya dan menegakkan posisi duduknya.
"Karena sudah akhir bulan, kalian malam ini lembur ya. Apa ada yang berhalangan?"
Para karyawan melihat ke sekelilingnya, lalu salah satu dari mereka bilang "Sepertinya tidak ada pak."
"Baiklah, saya tunggu laporannya saat rapat besok pagi ya. Saya pulang duluan," kata Pak Sugeng.
"Baik Pak!, hati-hati di jalan," ucap para karyawan.