Jam dua lewat lima belas. Nining merenung di kamarnya untuk berfikir baik - baik sebelum ia benar - benar melakukannya.
Marta : "Gampang. Dengarkan aku baik - baik. Bersikaplah biasa, agar mami dan papi tidak curiga. Hari ini kita ada kursus bahasa inggris kan, nah jika kau benar-benar ingin pergi, berarti mulai hari ini kau dinyatakan keluar dari tempat kursus, jadi isilah tas mu dengan beberapa pakaian yang perlu kau bawa, jangan bawa buku, ingat! Tas jangan sampai gembung, atau mami papi akan curiga."
Nining sudah mengikuti ide Marta, meskipun cari ini belum diketahui berhasil, namun masih menjadi beban untuknya. Nining harus mengumpulkan tekad jika benar - benar ingin kabur dari rumah.
Setelah lima menit berfikir jernih, Nining sudah memutuskan keluar dari kamarnya dengan tenang dan tidak lupa membawa tas ranselnya, ia sengaja menenteng tasnya agar mami tidak fokus pada tasnya. Nining juga berpakaian seperti biasanya ia pergi ke tempat kursus. Kemudian Nining berpamitan dengan mami dan papi yang sedang bersantai di ruang tamu.
Nining : "Mami, Nining pergi kursus ya, papi, Nining izin pergi ya."
Papi : "Iya, iya."
Mami : "Hati - hati kau. Cepat pulang jika sudah selesai."
Nining : "Oke mi."
Nining merasa lega, ternyata cara ini sangat mudah dari yang ia kira, ia berhasil pergi tanpa harus dicurigai.
Maafkan Nining ya mi. Nining mengikuti keinginan Nining, karena Nining tahu siapa masa depan Nining. Ucapnya dalam hati.
*****
Sebelum Nining pergi jauh. Tidak lupa, ia berpamitan pada Marta dan Jelita di dekat stasiun kereta. Mereka mengantar Nining pergi untuk mengatakan selamat tinggal.
Jelita : "Marta sudah menceritakan semuanya pada ku. Apakah kau yakin dengan pilihan mu, Ning?"
Nining : "Sebenarnya aku malu. Karena kita seumur dan masih terlalu muda. Tapi, aku berbeda dari kalian yang masih mengejar mimpi." Ucapnya sambil memasang wajah sedih.
Jelita menaruh tangannya di pundak Nining : "Mimpi mu ada di tangan mu, bukan orang lain. Kau yang melakukannya dengan kemauan mu sendiri. Kau yang lebih paham tentang dirimu, orang lain tidak berhak untuk mencampuri, intinya jangan merugikan diri sendiri. Oke?"
Nining mengangguk senang menerima kehangatan dari teman barunya. Mereka tidak seburuk yang Nining bayangkan.
Marta : "Hati - hati ya, jika tersasar panggil kami tiga kali."
Nining : "Ha? Bagaimana cara kalian bisa datang dengan cepat?"
Marta dan Jelita tertawa geli melihat Nining terlalu polos dan terbawa serius dengan candanya Marta. "Entahlah."
Kalau begitu sudah waktunya Nining harus berpamitan dan segera berangkat.
Nining : "Bye."
Marta dan Jelita : "Hati - hati ya."
Nining masuk ke stasiun dan menunggu kereta sesuai tujuannya, sedangkan Marta dan Jelita dari sinilah mereka berangkat jalan kaki ke tempat kursusnya yang tidak jauh dari stasiun.
Marta : "Hmmm. Dia benar-benar nekad ya."