Toko mas.
Salah satu pegawai toko mas sedang menghitung uang untuk membayar kalung yang Mora jual dengan harga yang lumayan. "Lima ratus ribu."
Mora menerima uang tersebut dengan senang. "Terima kasih ya mba."
"Iya. Sama - sama."
Mora memasukkan uangnya ke dalam tas selempang lalu berjalan - jalan yang mungkin ada sesuatu ingin dibeli khususnya untuk Nining.
Tempat ini adalah pasar grosir, banyak toko - toko baju, perhiasan, tas, sepatu dan banyak lagi. Mora sempat berhenti di berbagai toko dan hanya melihat - melihat saja. Dengan uang lima ratus ribu tidak berani untuk membeli barang yang mungkin saat ini tidak dibutuhkan, karena uangnya demi kebutuhan hidup. Dan Mora berfikir, Nining berpendapat sama. Jadinya, Mora memutuskan untuk pulang. Namun, sebelum itu, Mora mampir sebentar untuk beristirahat di warung dan menikmati es teh yang dipesannya sesambil itu ada orang yang ingin Mora telpon.
Mora : "Halo bayu."
Bayu : "Ia halo."
Mora : "Sibuk gak lu?"
Bayu : "Kerja gue."
Mora : "Ganggu gak nih?"
Bayu : "Seharusnya ia."
Mora : "Kalau gitu nanti saja. Nanti gue hubungi lagi ya."
Bayu : "Canda gue bro. Lagi makan gue ini."
Mora : "Bisa aja lu. Kalau makan gakpapa lah gue ganggu. Begini bro. Gue lagi mendesak nih. Gue butuh kerja."
Bayu : "Lho? Bukannya lu kerja ya?"
Mora : "Sudah tidak lagi. Sepertinya gue telah dikeluarkan. Tidak ada masalah di tempat itu, karena jarang masuk aja. Gue sudah balik ke Jakarta bro. Kalau diceritakan, ntar kaya buku cerita lagi. Gimana ada lowongan tidak? Mungkin di tempat kau ada yang kosong."
Bayu : "Hmm... Kurang tau gue. Nanti gue tanya manajer gue dulu ya, atau kalau ada lowongan di tempat lain nanti gue kabari segera."
Mora : "Segera ya bro. Mendesak, demi kebutuhan bersama."
Bayu : "Iya, iya."
Telepon berakhir. Mora segera menghabiskan minumnya, tidak lupa untuk bayar dan segera pulang.
Bayu dulunya teman sekaligus teman partner kerja, tapi sekarang berpisah namun tetap berteman.
*****