Moreau's Secret

Lefayesme
Chapter #3

Chapter 3. Cottage Pribadi

Kecupan singkat Julian menjejak di pipi Anastasia, datar; tanpa emosi. Tak ada ucapan romantis, atau pelukan hangat perpisahan. 

“Kau tahu apa yang harus kau lakukan selama aku pergi, kan?” ucap Julian pada Anastasia, sebelum ia masuk ke dalam mobil Delahaye 135.

Anastasia mengangguk patuh, tanpa menatap wajah Julian sama sekali. “Aku tahu, bersikap baik sebagai istri yang patuh selama kau tidak ada.”

Julian mengangguk puas. “Kau yang terbaik, Ana.”

Ana tak menjawab. Ia hanya menatap nanar pada satu titik terjauh yang bisa dijangkau oleh matanya. Julian kemudian berlalu, lalu menepuk bahu Alexandre, seakan berkata bahwa ia menitipkan istrinya selama meninggalkan Paris.

Julian masuk ke dalam mobil, dan pergi meninggalkan manor. Entah berapa lama urusannya, dan apa yang akan dikerjakan oleh pria itu, Anastasia tidak mengetahui informasi sedikit pun. Namun yang jelas, ketika Anastasia melihat koper besar yang dibawa Julian, sudah jelas pria itu akan pergi lebih dari satu minggu.

Alih-alih merasa sedih karena suaminya pergi, Anastasia justru merasa seperti tahanan yang pada akhirnya bisa bernapas lega karena Julian tak ada di sekitarnya. Beberapa helaan lega lolos, seiring dengan langkah kakinya yang menapaki anak tangga manor, menjangkau pintu utama.

Di halaman, tepat di dekat ujung anak tangga paling bawah, Alexandre menatap Anastasia dalam diam, seolah kedekatan mereka semalam tak pernah ada.

Langkah Anastasia menuju ke satu bangunan kecil miliknya pribadi, tepat di belakang manor megah milik Julian yang menjadi permintaan khusus darinya saat menerima lamaran dari Julian—ruang pribadi, tempat miliknya sendiri tanpa ada seorang pun yang dapat memasukinya, bahkan pelayan manor sekalipun.

Cottage kecil menghadap danau, memiliki satu kamar dan ruang santai nyaman dengan perapian hangat. Grand piano terletak di sana, hadiah pernikahan dari Julian. Pria itu tahu bahwa Anastasia menyukai piano.

Julian pernah melihat Anastasia bermain saat pertama kali datang ke rumah keluarga Dubois—ketika meminangnya. Tangan lentik Anastasia bergerak lincah di atas tuts hitam putih, menciptakan alunan nada merdu yang sesaat menenggelamkan pria itu dalam pesonanya.

Sejujurnya, Anastasia jatuh cinta pada Julian sejak pandangan pertama. Senyum Julian waktu itu, berhasil membuatnya membayangkan pernikahan bahagia. Ia bahkan percaya bahwa dasar atas pinangan itu adalah cinta. Ia tak pernah menyangka jika itu hanyalah trik Julian agar ia mau menerimanya.

Alih-alih pernikahan bahagia, ia hanya menjadi pajangan di setiap perjamuan mewah. Tepat seperti apa yang dikatakan seseorang semalam di Château Moreau. Seakan dirinya hanyalah sebuah pelengkap status untuk membuat citra diri seorang Julian Moreau layak untuk dianggap sempurna dalam strata bangsawan.

Bangunan cottage bernuansa vintage terlihat di depan mata. Sebelum bangunan itu menjadi milik Anastasia, Julian menggunakannya sebagai penyimpanan barang. Dinding batu berusia ratusan tahun, pintu jati penuh ukiran, dan jendela dengan teralis besi bersulur yang menciptakan kesan aesthetic.

Menurut Anastasia, Julian memiliki kecenderungan untuk mengabaikan sebuah keindahan dan menggunakannya tidak pada fungsinya.

Lihat selengkapnya