Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #1

Things I Hate

Elena POV.

The first thing that I hate :

I hate men.

Aku benci laki-laki tapi bukan karena aku membenci gender-nya, tapi aku takut pada laki-laki karena seorang laki-laki yang mengubah hidupku selama ini.

-Mba, saya gak bisa nganter bahan makanan, maaf ya mba.-

Ya, ini merupakan pesan singkat dari orang yang biasa membantuku membeli bahan makanan.

Dengan kenyataan ini berarti aku harus keluar dari apartemen, dan aku tidak menyukai itu.

Mematikan alarm, merapikan tempat tidur, membuka tirai, membersihkan apartemen dan minum kopi.

Kubuka kulkas berharap masih ada beberapa sisa bahan makanan, dan untungnya masih ada buah dan sayur, setidaknya aku bisa membuat salad dari sisa bahan ini.

Orang yang mengenalku, termasuk keluargaku berpikir bahwa aku sudah depresi akut, dimana aku menolak berinteraksi dengan orang lain, cemas ketika berada di kerumunan, merasa tidak aman ketika berada diluar.

Pada dasarnya, ini bukanlah diriku.

Aku bukan bukan orang seperti ini. Awalnya kupikir lebih nyaman didalam karena memang aku masih dalam masa pemulihan, tapi ternyata, pulih dari kecelakaan mobil memang tidak semudah itu, tidak seperti di film-film. Aku bukanlah seorang tokoh utama dari sebuah film, bukan seorang antagonis layaknya Ethan Hunt, James Bond, Dominic Toretto, or even, The Avengers characters movies, they seems like, every accident is just a scratch for them. That's all lies.

Merekalah yang membuat image seakan pulih dari pertarungan berat, atau pun kecelakaan bisa pulih dalam beberapa hari, namun nyatanya, tidak.

Setelah tubuhku membaik aku malah membiarkan diriku tetap di dalam unit ini. Aku olahraga di dalam, melanjutkan physical therapy didalam. Sama sekali tidak keluar, hingga akhirnya, sudah 5 bulan aku didalam, dan besok, genap 6 bulan.

Aku selesai memotong buah, membawanya ke sofa di depan TV seperti biasa aku membuka salah satu OTT terbesar di dunia, mungkin.

Dulu aku tidak punya waktu untuk menonton namun kali ini aku punya banyak waktu untuk menonton.

Riverdale.

Series yang bercerita tentang anak-anak SMA yang bekerja sama sambil mengerjakan kasus-kasus di sekelilingnya, termasuk kematian salah satu teman mereka. 

Mengingatkanku pada waktu aku masih sekolah. Aku masih bersemangat seperti itu, seakan tidak ada yang aku takutkan dan terus bergerak.

Masa lalu.

13 reasons why

Series yang membuatku, bertanya, apakah aku pernah melakukan sesuatu pada seseorang dan membuatnya tidak bisa menjalani hari-hari dengan baik?

Atau sekarang aku ada di posisi Hannah Baker dan nasibku mungkin akan seperti dia?

Menyerah kepada orang yang menyakitiku, dan meninggalkan sesuatu agar mereka menyesal telah melakukan itu.

I hope I'm not. Maybe I'm afraid a lot, but I don't want to leave this world because of someone. He should be the one who apologized for what he did to me.

Setiap kali aku memikirkan itu yang kulakukan adalah, menarik nafasku lebih dalam. Mencoba menenangkan diri, agar serangan panik tidak datang dan gangguan kecemasan-ku tidak lebih parah.

Banyak orang yang bilang bahwa aku harus move on, live my life, but like Captain America says to Natasha in the Endgame.

‘You know I told them they should move on, grow up. But that’s for them, not for us.’

Aku belum bisa meninggalkan seluruh kepahitanku, seluruh ketakutanku, dan seluruh trauma yang terjadi.

Aku belum mengalahkannya.

Move on, adalah perjalanan terakhir. Karena sampai saat ini, aku belum memutuskan untuk meninggalkan semua kegelapan itu. 

Karena kata-kata itu belum pantas aku lakukan.

So, hai, aku sudah banyak bicara tentang rutinitasku hari ini. Let me introduce myself.

Namaku adalah Elena Mary Gancika. Tapi sebenarnya aku jarang menggunakan nama keluargaku Gancika. So many people know me as Elena Mary or El.

So maybe, setelah kalian tahu namaku, kuharap kalian mau mendengar cerita ini sampai habis.

Lihat selengkapnya