Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #5

New Phase

Coffee Buy

Senin,

“Welcome to Coffee Buy,” ucap Gris.

“Hai, AA hazel satu,” ucap Elena.

“Elena kan?” tanya Gris.

“Iya.”

“Jul! Pesenanya Elena!”

“Iya!” jawab Julian.

Selasa,

“Welcome to Coffee Buy,” ucap Gris.

“Hai, AA hazel satu,” ucap Elena.

“Jul!”

“Yaps!”

Rabu,

“Hai Elena, kaya biasa?”

“Iyah, biasa 2 shot ya tapi.”

“Jul! 2 shot!”

“Siap!”

Kamis,

“Hai Gris,” sapa Elena.

“Hai, berapa shot hari ini?”

“Biasa aja.”

“Jul! Single hazel.”

Jumat,

“Pagi Elena,”

“Pagi Gris. kaya biasa ya.”

“Oke, Jul!”

“Iya udah denger gue... ”

“Kaya gue udah beneran jadi pelanggan tetap ya?”

“Terima kasih sudah jadi pelanggan tetap, selamat menikmati El.”

Thank you, Gris... ”

Elena seperti biasa duduk di pojok dan menonton melalui ipadnya. 30 menit dia duduk di sana, melihat keadaan cafe yang sekarang cukup ramai banyak orang yang pesan dan langsung pergi.

Drrt~!

“Ya Pak, kenapa?”

“El, jangan nanya kenapa dong, gimana kamu mau?”

“Oke, boleh tapi jangan kasih tahu saya siapa ya pak, bilang aja saya dulu pernah magang di tempat bapak, kasih nama saya sebagai rekomendasi, ini saya kirim cv sama lamaran saya ke bapak ya.”

“Siap, saya ikuti kemauan kamu, apapun demi kamu kerja disana.”

“Makasih ya pak.”

“Sama-sama El, justru saya yang makasih.”

“Suruh mereka hubungi saya buat interview nanti saya dateng.”

“Oke, makasih banyak ya El.”

“Telepon bagus nih kayaknya?” ucap Jul sambil meletakkan piring kue.

“Iya, telfon buat rencana interview kerja.”

“Loh jadi selama ini lo itu bukan kerja dari rumah El?”

Elena tersenyum. “Hahaha, iya sih gue tahu sekarang jamannya kerja bisa dari mana aja, tapi gue emang gak kerja, udah hampir 2 tahun ya kayaknya. Ya segituanlah.”

“Seriusan?”

“Serius, ini tadi ada kenalan gue minta gue buat interview, ya gue pikir kayaknya udah saatnya gue kerja lagi.”

Julian meletakkan piring dessert di depan Elena.

“Ini buat siapa gue gak pesen.”

“Buat lo, cobain deh, Rein tadi abis bikin.”

“Loh jadi kue yang di jual itu buatan kalian juga?”

“Rein itu aslinya pastry bakery, trus si Pamungkas aslinya dia junior chef gitu, kalau gue emang aslinya barista, yang punya cafe ini nemuin kita.”

“Loh ini cafe bukan punya lo?”

“Bukan, temen gue yang punya, namanya Jerry. Dia lagi keluar negeri jadi gak ada sekarang.”

“Hmm, eh, by the way kalian kalau belanja dimana?”

“Semuanya pake vendor cuma kalau dadakan sih ke Hers soalnya itu yang paling deket, kenapa?”

“Gak papa sih... ”

“Eh El, gue pengen nanya cuma takut lo tersinggung.”

“Kenapa tuh?”

“Waktu kita pertama ketemu itu lo takut sama orang baru atau…”

Lihat selengkapnya