MY Mall
Tok tok tok
“Masuk,” ucap Luke.
“El, makan siang yuk,” David muncul di depan pintu ruangannya.
“Kemana?”
“Deket sini aja, sekalian ada yang mau gue kasih tau, pas banget gue baru dapet infonya nih.”
“Ayolah.”
-
“Lah gue baru tahu disini ada cafe,” ucap David.
“Ini cafe-nya Jerry.”
"Eh bentar, si Jerry buka cafe disini?"
"Lah emang gue gak bilang ya?"
"Welcome to Coffee Buy!" ucap Gris ketika mendengar lonceng pintu berbunyi. "Oh! Ben, David kan ya? Apa kabar?"
"Ah, iya baik," jawab David.
"Hai Gris, AA 2 ya."
“Tunggu bentar ya.”
“Tumben sepi Gris.”
“Ah iya, lagi pada istirahat, baru selesai rush hours juga.”
“Jerry?”
“Katanya sih ke Singapura, gak bilang lo?”
“Enggak bilang dia, tumben... ”
David dan Luke menunggu di pinggir konter. “Lo mau ngomongin apa dari tadi pas makan gak ngomong apa-apa lo.”
“Oh iya, masalah sekretaris lo El, gue udah nemuin beberapa kandidat, gimana lo mau ketemu gak?”
“Kagak, kan gue udah bilang. Gak usah, lo aja yang urus, gue percaya. Kan gue udah bilang, cari yang punya rekomendasi aja.”
“Iya ini ada 3 orang yang pake rekomendasi.”
“Ini kopinya,” ucap Gris.
“Thank you Gris. Gue langsung jalan ya, bye... ”
“Oke, ati-ati.”
David dan Luke keluar dari cafe itu, mereka berdua berjalan di trotoar sambil minum kopi kembali ke Mall.
“Kalau cuma ada 3 berarti lebih gampang dong, kenapa lo pusing?” tanya Luke.
"Ini kandidat buat lo bukan buat gue, nanti gue udah pilih lo gak suka, ya gue yang pusing."
“Ya kalau gak betah tinggal di ganti lagi gampang kan?”
"Gak gitu dong, kalau kita dituntut gimana?"
"Bayar kompensasi kontraknya aja, ribet lo."
“Bener-bener ya, kalau bukan bos gue, udah gue gampar lo El.”
“Nih, rela gue lo gampar asal lo tetep kerja sama gue.”
David hanya menggelengkan kepalanya. “Eh ke Hers dulu.”
“Ngapain?”
“Malakin lo lah, enak aja gue yang kerja keras, lo gak ngasih apa-apa.”
"Kurang gede apa gaji lo? Padahal lo punya perusahaan sendiri?"
"Yaudah gue cabut nih."
"Iya, iya silakan, Bapak David Yaniar."
Mereka berdua masuk kedalam Hers, David mengambil troli belanja dan memasukkan beberapa makanan, cemilan, kopi dan es krim.
“Eh, gak kurang banyak itu?”
Namun David tersenyum setan pada Luke. “Oh iya harusnya banyak, gue mau hagen-daz.”
“Eh setan, kurang ajar emang.”
“Bodo.”