Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #7

Wine

Elena POV

The second thing that I hate :

I hate wine

Gue benci wine. Dari banyaknya minuman beralkohol yang gue punya cuma Wine yang paling gue benci. Apa karena rasanya? Bukan.

Wine itu punya rasa yang unik, dari asam, manis dan menggetarkan lidah. Semua rasa yang minuman alkohol miliki mungkin kalah.

Minuman beralkohol yang pertama kali gue rasain itu Wine. Dulu, gue suka Wine, sama seperti Jessy bilang, gue suka banget wine dulu.

Tapi gue suka bukan karena rasanya tapi orang yang ngenalin Wine ke gue.

Orang yang pernah mengisi hidup gue, tapi juga alasan dari setiap luka yang belum sembuh ini.

Udah 3 kaleng bir gue buka tapi tetap gak bisa ngebuat gue tenang untuk tidur. Besok gue harus interview dan gue gak bisa mengandalkan almamater gue, yang ada di dalam resume.

Kalau gue gak fokus gue mungkin gak bisa dapet kerjaan itu, apalagi gue harus punya tenaga ekstra untuk berhadapan dengan laki-laki di dalam satu ruangan.

Gue mungkin udah terbiasa dengan barista Coffee Buy yang gue rasa cukup membantu untuk rasa panik gue ketika ngeliat laki-laki. Tapi kali ini situasinya beda.

Julian, walau gue udah berani pergi berdua sama dia, tapi ini interview, gue harus fokus ngomong sama dia dan jawab pertanyaan dia.

Gue, stress.


Lemari penyimpanan di ujung dapur, gue terus ngeliatin lemari itu, lemari yang gue anggap gak pernah ada selama 2 tahun itu. 

Itu adalah lemari penyimpanan khusus yang dibuat untuk menyimpan Wine. Just in case, jika ada yang datang tapi mereka mau minum Wine.

Gue stress, dan itu ngebuat gue harus mengesampingkan kenangan buruk dan ngebuka lemari ini, gue butuh tidur, dan gue butuh wine.

Kuambil satu botol wine. Membukanya dan menuangkannya ke gelas. Menyesapnya perlahan-lahan. Menikmati setiap rasa manis dan asam yang bercampur.

Hingga tanpa sadar aku sudah berbaring di sofa dan tertidur.

-

Alarmku berbunyi dan membuatku bangun, untungnya aku bangun tepat waktu, aku langsung pergi mandi dan bersiap-siap. Ya hari ini hari interview, dan aku memulai hari dengan menyadari bahwa aku minum wine untuk tidur semalam.

Tenggelam dengan mengenang masa lalu itu tidak mudah untukku. Memang banyak kenangan indah. Namun lebih banyak kenangan buruk dan penyesalan yang muncul.

Aku masih bisa hidup sekarang karena aku berusaha mati-matian serta aku meninggalkan dunia luar dan hidup di apartemenku sendirian.

Ketika orang lain belum merasakan isolasi mandiri, aku sudah melakukannya selama 2 tahun, dan kali ini aku keluar, benar-benar keluar, memulai kehidupan baru lagi.

Huffh

Aku menghela nafas sebelum aku memakai sepatu dan keluar.

“Yuk, bisa yuk, pasti bisa... ”

Lihat selengkapnya