Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #22

Cry out

Elcika Fashion.

“Arrrgh!!!”

Estra tidak bisa menahan amarahnya lagi, teriakan demi teriakan sudah dia lontarkan sejak dia sampai di kantor.

Karakter kedua kakak adik ini cukup berbeda. Elena merupakan anak pertama jauh lebih tenang, selalu menyimpan perasaannya dan jarang mengungkapkan perasaannya.

Sedangkan Estra, jauh lebih ekspresif dia bahkan bisa menghancurkan barang apapun yang dia lihat ketika dia sedang marah, dan orang yang bisa menghentikannya melakukan itu hanya Elena.

Estra walaupun emosional dia takut dengan kakaknya, bahkan jika saat mereka masih sekolah dulu, jika Elena memanggilnya dengan nama lengkap Estra akan langsung diam dan tidak berani melakukan apa-apa.

“Mba Es,” sekretaris Estra, Hani melihat hal itu mencoba menghentikannya.

“Keluar Han!”

Hani sebenarnya sudah lelah melihat Estra yang selalu tidak bisa menahan emosinya tapi ini lebih penting dari itu.

“Mba! Ini Mba Tansyil telpon!” teriak Hani.

Estra seketika itu juga berhenti, dia menatap Hani seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

“Abi telfon gue?”

“Makanya tolong tenang, dengerin saya.”

“Mana telfonnya line berapa?”

“Tadi waktu mba keluar, dia telfon dan dia bilang secepetnya kalau mba udah balik tolong telfon dia.”

“Abi udah balik?”

Hani mengangguk. “Setahu saya mba Tansyil udah balik 2 hari yang lalu, kayaknya karna dia dapet kabar kalau Mba El sekarang udah kerja lagi, mba tahu kan mba El kerja di MY Mall?”

“Tunggu, jadi maksudnya, Kak El kerja di MY Mall? Bukannya lagi kerjasama sama MY Mall?”

“Mba El kerja di MY Mall jadi sekretarisnya CEO baru MY Mall, Luke Ben Marina. Saya tahu dari asistennya Pak Har sama asistennya Pak Alan. Mba El gak ngomong apa-apa sama Mba Es?”

“Dia gak ngomong apa-apa, lo tahu kan gue kalau udah emosi justru gak bisa ngomong apa yang pengen gue omongin.”

“Kalau gitu udah ya, jangan ngamuk, mending mba telfon mba Tansyil sekarang. Saya keluar dulu.”

Estra mencari ponselnya dan mencari nomor yang sudah lama tidak dia hubungi, sejak kakaknya dan orang ini menjauh, mereka seakan hanya tahu sama tahu tentang kabar masing-masing.

“Es, apa kabar?” ucap orang itu.

“Bi… ” ucap Estra tanpa bisa bicara apa-apa lagi.

“Es, tenang, gue udah balik, gue balik karena gue denger dia udah kerja lagi. Sekarang lo bilang gue, lo kenapa?”

“Gue tadi dapet telfon dari Dokter Kris, dia bilang El manggil dia ke Lorance, ke unit yang sama.”

“Beneran? Lena sama Sean balik lagi?”

“Bi udah gila lo? Enggak mungkin lah, dia bahkan gak keluar apartemen karena takut Sean nemuin dia.”

“Ya terus ngapain dia ke Lorance?”

“Gue gak tahu.”

“Es, lo kebiasaan deh ya, selalu tiap ketemu Elena bukannya ngobrol malah berantem.”

“Terus gimana dong Bi?”

“Yaudah, kita biarin dulu percuma, kalau didesak El cuma bakal tambah marah. Pokoknya sekarang, gue udah balik, jadi kalau ada apa-apa lo kabarin gue langsung, oke?”

“Oke Bi, thank you.”

-

Lihat selengkapnya