D-day, Exhibition day.
Elena terbangun melihat jam di sebelahnya telah menunjukan pukul 7 pagi. Ya hari ini hari pameran dan hari terakhirnya menjadi sekretaris Luke Ben Marina.
Dia sudah berjanji dengan Bu naira bahwa dia akan keluar dari MY Mall dan tidak akan membuat mereka kesulitan jika sewaktu-waktu dia memutuskan untuk pergi.
Kali ini memang banyak kondisi yang berbeda, seperti dia sudah mulai membuka diri pada Luke, bahkan dia tidak menyangkah bahwa dia menyerahkan diri kepelukan orang itu.
Sebuah keputusan yang cukup besar, ketika selama 2 tahun dia ketakutan terhadap lawan jenis, ketakutan untuk bersentuhan, tapi Luke membuatnya menjadi berbeda.
Caranya mengatasi rasa ketakutan Elena seakan dia mengerti dan dia tahu apa yang menjadi trauma dan ketakutannya selama ini.
Dalam hati kecilnya Elena bertanya apa sebenarnya Luke tahu tentangnya, tentang dia merupakan keluarga Gancika atau tentangnya yang menjadi mantan dari Sean.
Tidak di pungkiri bahwa banyak keluarga konglomerat yang lain tahu tentang mereka, bahwa keluarga Gancika dan Keluarga Laksa menjalin hubungan.
Elena berjalan menyusuri trotoar dan setelah memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, seperti biasa tempat pertama yang membuatnya bisa membuka diri pada banyak orang kembali.
Tempat pertama yang membuatnya merasakan kembali menjadi manusia dan bisa berinteraksi kembali.
Tringss~!
“Welcome to Coffee Buy!” Sapa suara perempuan, ya dia hafal itu adalah suara Gris, satu-satunya perempuan di tim cafe ini.
“Hai Gris!” Sapa Elena kembali. “Loh Julian gak ada? Tumben,” ucapnya begitu melihat konter hanya ada Grishey seorang karena biasanya jika masih pagi seperti ini hanya Julian yang menjaga.
“Gue disini,” jawab orang itu dari belakangnya. “Lo bawa mobil?” Sambung Julian sambil tangannya mengulur meminta tumblr yang di pegang oleh Elena.
“Ah iya, dinas keluar hari ini gue, biasa aja ya,” balasnya sambil memberikan kartu ke Grishey.
“Lo berdua tumben gak ada senyum-senyumnya banget.”
“Lo masih ada masalah sama gue El?” Tanya Julian.
“Gue? Enggak kok, gue kemarin gak kesini bukan karena gue marah tapi emang lagi banyak yang harus di urusin.”
“Hei!” Luke dari belakang mengejutkan Elena sambil memegang pundaknya.
“Fuck!!” Teriak Elena refleks. “Sial lo ya Ben!” Teriak Elana lagi sambil memukul punggung Luke.
“Astaga itu tangan keras banget mukulnya.”
Elena tersenyum menatap Luke yang dia lihat beberapa hari yang lalu, senyumanya lebih lebar, dan semua terasa seakan lebih baik ketika Elena melihat dia ada di depannya.
Kembali lagi Elena menyadari, dia merasa semuanya baik-baik saja ketika Luke ada di dekatnya, dia merasa dia bisa melewati semuanya dengan aman dan tenang.
“Cukup istirahatnya 3 hari ini?”
Elena mengangguk. “Cukup kok, thanks to you I think.”
“Tenang ada gue, kalau lo kenapa-napa pasti gue bakal turun tangan.”
“Wow, tunggu, tunggu, ini ada apa? Sejak kapan lo berdua jadi deket banget?” Tanya Grishey.
“Hmm biasa aja gak sedeket itu juga kok,” ucap Elena.
“Cocok gak gue sama dia sama gue Gris?” Tanya Luke.
“Cocok sih, tapi… ” Grishey menatap Julian yang masih membuat kopi.
Dia menuangkan es ke dalam tumblr lalu menutup tumblr milik Elena itu. “Nih El udah jadi.”