Lorance
Luke memarkirkan mobil di basement, Luke tahu ini apartemen siapa dan melihat apa yang terjadi dengan Elena waktu itu, dia sebenarnya tidak mengerti kenapa Elena masih mau datang kesini.
Sejak Elena datang ke Coffee Buy, dia menyadari bahwa sepertinya Elena sehabis memikirkan sesuatu.
“El, muka lo pucet, lo kecapean ya kayaknya?”
Elena langsung melihat kaca spion tengah dan dia melihat memang, wajahnya cukup pucat, setelah tadi dia membasuh wajahnya dia tidak memakai make-up lagi.
“Ah iya tadi gue cuci muka lupa bedakan lagi,” Elena membuka tasnya sambil mengambil bedak.
“Gue pikir final check mau ke Mall, kenapa kesini?”
“Ini apartemennya Letysia yang nanti bikin pameran di MY Mall, gue mau cek dia udah lagi makeup apa belum soalnya acaranya di majuin.”
“Acaranya di majuin?”
“Iya, acara jadinya jam 7, soalnya dia lagi kurang enak badan beberapa hari ini.”
Luke hanya terdiam karena dia tahu apa yang terjadi dengan Lety, pasti tubuhnya pasti penuh dengan luka.
Elena memakai lipstiknya sejak tadi dia tidak memerhatikan Elena begitu Luke melihat Elena dia terpesona melihat Elena sudah jauh berbeda.
Elena menoleh ke Luke yang sedang melihatnya. “Gak usah bengong.”
“Eh maaf kaget gue liat lo, beda banget.”
“Bedanya gimana maksud lo?” tanya Elena.
“Cantik,” ucap Luke tegas.
“Makasih, lo tunggu disini jangan keluar mobil kalau bisa turunin joknya biar lo gak keliatan, gue keatas sebentar.”
“Oke siap.”
.
Elena masuk ke dalam kamar apartemen Lety dan benar saja sudah banyak orang yang berada di sana mengurus semua keperluan Lety.
Mau bagaimanapun juga Lety merupakan supermodel yang di kenal banyak orang, walau tidak banyak yang tahu Sean dan dia berpacaran tapi hal itu sudah masuk majalah gosip beberapa kali.
Apalagi berita model internasional, karena kencan mereka pernah muncul beberapa kali namun hal itu pernah terbantahkan karena setelahnya Lety menjadi Brand Ambassador dari Laksa Corp.
“El, lo dateng lagi?”
“Iya kan gue udah bilang gue kesini lagi buat liat. Lukanya gimana?”
“Gue gak bisa pake salep, tapi di tutupin pake make-up.”
“Oh oke kalau gitu. Tapi udah gak sakit kan?”
"Udah gak terlalu kok."
Elena mengawasi Lety yang sedang di make-up, pergelangan tangannya sudah mulai membaik walau masih terlihat sedikit merah, make-up bisa menutupinya. Dan Lety tidak perlu berlama-lama disana.
“El,” panggil Lety.
“Hmm, kenapa?”
“Are you sure about this?” Lety bertanya kembali sambil menatap Elena lewat kaca.
Elena hanya tersenyum. “I’m sure, lo tenang aja ya, semua udah beres, pokoknya lo tinggal dateng, pembukaan dan ketemu media sebentar, foto, selesai, gue usahain jam 8 lo udah bisa balik oke?”
“Ok, thank you so much, El.”
“You’re welcome. Mobil katanya jam 5 udah bakal standby, gue udah bilang sama concierge kalau dia udah ada bilang hubungin lo.”
“Makasih El,” ucap Lety sekali lagi.
“Sama-sama, gue balik dulu kalau gitu ya, lo hati-hati. Bye Lety.”
Elena keluar dari kamar apartemen Lety sambil memainkan ponselnya, dia memberikan pesan pada Jenni bahwa Lety sudah hampir siap dan semoga di sana juga sudah siap.
Ting~!
Elena mengadahkan kepalanya begitu pintu lift terbuka dan betapa terkejutnya dia melihat Rachel ada disana.
Namun bukan hanya Elena yang terkejut, Rachel pun sama, jika sekali Elena kesini itu masih masuk akal untuknya tapi ketika Elena sampai kembali lagi itu yang membuatnya aneh.
“Mba El.”