Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #30

Chapter 30 : The Reason and Pain

Rumah Sakit.

Sean berdiri di samping jendela rumah sakit sambil memegang gelas di tangannya, seakan di dalam pikirannya dia sedang memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini.

Bertemu dengan Elena setelah beberapa lama membuatnya menyadari betul bahwa hanya perempuan itu yang membuatnya tergila-gila.

“Pak,” panggil Rachel dari belakang.

“Oh, iya Rach kenapa?”

“Kapan mau keluar dari rumah sakit? Kalau Bapak nanti tahu... ”

“Ya lo jangan kasih tahu lah.”

“Saya sih sudah usaha, tapi kan bapak tahu sendiri.”

“Udah itu urusan gue, gimana lo udah tahu dia siapa?”

“Dia Barista di Coffee Buy tempat yang deket MY Mall itu, apartemen Elena juga deket situ ternyata.”

“Yang punya cafe siapa?”

“Jerry Filly Anderson.”

“Siapa lagi itu orang. Berarti orang yang mukul gue cuma barista? Lo yakin?”

“Dari yang saya tahu begitu, soalnya beberapa minggu sebelum Elena kerja di MY Mall dia sering ke cafe itu, hampir setiap hari.”

“Cari tahu tentang dia deh. Gue gak percaya dia cuma Barista.”

“Oke pak.”

“Rach, Elena dimana?”

“Setelah kejadian di MY Mall, Elena keliatan pergi ke Bandara, tapi maskapai nutupin dia pergi kemana.”

Sean terdiam sebentar, itu artinya Elena memakai Lex Air, dan itu merupakan perusahaan penerbangan milik temannya yang sudah pasti ketika Elena memakai pesawat itu semua orang akan menutupi tujuan Elena kemana.

Tapi Sean akhirnya menyadari sesuatu. “Eh Rach, lo denger kabar Tansyil masih di Jepang atau gak?”

“Oh iya, saya dapet kabar kalau Mbak Tansyil tuh udah balik ke Indonesia hampir semingguan pak.”

“I know where she is.”

“Bapak mau ketemu sama mba Tansyil?”

“Enggak, saya tahu Elena dimana, kalau Tansyil udah balik berarti hanya ada satu tempat Elena kabur.”

“Di tempat mba Tansyil maksudnya?”

Sean mengangguk. “Di Bali. Cari tahu dimana aja Villa milik Tansyil di Bali.”

“Baik.”

“Rach, kasih tahu supir gue mau keluar.”

“Yakin pak?”

“Udah cepet.”

“Oke.”

-

Coffee Buy.


Julian dan Grishey berjaga di konter sedangkan Pamungkas dan Rein sedang mengatur supply karena barang mereka baru datang dari Vendor.

Sudah 3 hari mereka seakan sepakat tidak banyak bercanda, ataupun saling melemparkan omongan kasar pada satu sama lain.

Semua berubah sejak Elena memutuskan untuk pergi, mereka mungkin baru kenal tapi kepergian orang itu sudah berdampak besar pada psikologi masing-masing orang di tempat ini.

“Jul, lo gak papa?” tanya Grishey.

Julian melihat lap yang dia pakai sejak tadi. “Ya kalau dibilang baik, nggak, dibilang gak papa juga enggak Gris. Tapi ya sudah.”

Lihat selengkapnya