Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #33

Chapter 33 : No more coffee

Coffee Buy


Seperti biasa Julian datang paling pagi, tapi hari itu dia merasa curiga dengan keadaan cafe, tidak seperti biasa, dia merasa kemarin meninggalkan cafe dengan keadaan bersih.

Dia memegang gagang pintu dan mencoba untuk memasukan kunci namun ternyata pintu itu sudah terbuka. Julian pun bergegas masuk dan apa yang dia takutkan ternyata benar.

“Shit.”

Keadaan cafe sudah kacau, meja dan kursi rusak dan hancur, mesin kopi mereka pun juga hancur dan tidak bisa lagi dipakai. Bahkan biji kopi mereka yang baru datang pun dihamburkan di seluruh konter.

Bahan makanan dan semuanya hancur. Ini bukan pencurian tapi pengrusakan. Mereka bahkan cukup pintar untuk menghancurkan recorder dan kamera CCTV.

Tanpa basa basi, Julian mengambil ponselnya dan menghubungi pemilik dari cafe itu. Hal ini bukan hal biasa, dia tahu ada sesuatu di balik ini.

“Jer,” ucap Julian.

“Kenapa? Masih pagi Jul.”

“We have a problem.”

“Maksudnya?”

“Ada yang ngancurin cafe. Mereka gak nyuri, mereka ngerusakin semua barang bahkan tembok pun dilempar pake susu.”

“Oke, ambil foto semuanya, gue kesana.”

Tidak lama berselang, Julian tidak membersihkan tempat itu karena kemungkinan ini akan menjadi TKP. Jerry pun datang tapi kali ini dia tidak sendiri.

Luke dan David juga ikut. “Kenapa rame begini?” tanya Julian.

“Lo udah telfon polisi?” tanya David.

“Belum, gue nunggu Jerry dulu. Anak-anak udah gak gue suruh dateng, gue takut mereka rame.”

“Gue telfon polisi dulu, CCTV rusak?” tanya Jerry.

“Recorder sama CCTVnya ancur, server belakang juga sama. Gue belum tahu apa yang rusak di belakang, tapi udah pasti, semua barang kita ancur,” ucap Julian sambil bersandar di pinggir konter.

“Berapa kerugian?” tanya Luke.

“Interior aja mungkin udah 150 juga, mesin dan supply 120-180 juta. Kita gak mungkin minta mereka buat kirim biji kopi sekarang, apalagi mesin. Lo mau gimana Jer?”

Jerry mengambil satu kursi dan duduk. “Kita tahu kan ini pasti ulah dia?”

Tring~!

“Gue udah ngomong sama apartemen sebelah sama orang gue udah minta tolong buat akses CCTV jalan, developer sini masih gue kenal jadi mudah-mudahan kita masih bisa dapet.”

Estra masuk dan itu mengejutkan Julian, dia tidak percaya melihat perempuan yang begitu mirip dengan Elena tapi raut wajah dan cara bicaranya juga lebih ketus dari Elena.

“Dia siapa?” tanya Julian.

“Oh, lo yang suka jemput Kak El ya?”

“Kak El? Lo tahu darimana gue suka jemput Elena?”

“Gue selalu tahu apapun tentang dia. Lo yang siapa, suka jemput dia?”

“Dia pelanggan reguler disini, temen gue juga, lo siapa?”

“Udah, udah,” ucap Jerry. “Es, kayanya kita udah tahu kan siapa yang ngelakuin kaya gini, kalau bukan dia?”

I know, gue juga paham itu pasti dia. Tapi tetep kita proses aja, polisi udah di telfon?”

“Bentar lagi dateng,” jawab Jerry.

“Eh gue masih belum dapet jawaban lo. Lo siapa?” tanya Julian.

“Estra Aluna Gancika, adiknya Elena Mary Gancika, dan juga tunangannya Luke Ben Marina,” ucapnya sambil tetap melihat ponselnya. “Oke, gue jalan dulu, masih banyak kerjaan.”

“Tunggu!” teriak Julian. “Ben, lo tunangan sama adiknya Elena? Udah gila? Kalau tahu lo bakal kaya gini, mending gue yang kejar Elena!” teriak Julian sambil membanting gelas.

Estra mengerutkan keningnya. Dia menatap Julian lalu menatap Luke. “Who is he again?” tanya Estra.

“Barista Coffee Buy dan juga temen Elena, lo yang siapa? Masuk ke cafe orang ngambil alih pembicaraan udah kaya orang yang paling tahu semuanya?” ucap sebuah suara yang muncul dari belakang Estra.

Estra pun menoleh ke belakang sambil menatap Grishey dari atas ke bawah. “Oh, the famous Grishey Alana?”

Kini giliran Grishey yang terkejut, orang yang ternyata berdiri di antara semua orang ternyata adalah Estra Gancika.

“Gris, aku udah bilang kamu gak usah dateng,” ucap Jerry.

“Diem, yang tahu soal di belakang itu gue bukan lo,” ucap Grishey lalu berjalan melewati Estra dia tidak bergeming meski dia menabrak bahu Estra.

“Ben, jelasin sama gue ini apaan!”

“Oke stop. El lo pergi aja, dan lo Es lo pergi mendingan,” ucap David.

Luke dan Estra pun pergi namun Julian mencoba mengejar mereka berdua. Jerry menahan Julian agar tidak pergi lebih jauh.

“Jer! Lepasin gue!”

“Diem! Lo gak tahu betapa berat yang dilalui mereka berdua,” ucap David.

Lihat selengkapnya