Rumah Sakit
Sebuah kamar VIP di sebuah rumah sakit di Jakarta mendadak di penuhi dokter dari beberapa bagian terkait, disana Pak Andre duduk mendampingi istrinya Kalana yang baru saja melakukan beberapa pemeriksaan.
“Kalau begitu kami permisi dulu Pak Andre,” ucap seorang dokter.
“Baik terima kasih prof.”
“Sama-sama, Ibu Lana banyak istirahat ya, nanti malam saya balik lagi.”
“Baik prof, terima kasih.”
Seluruh dokter itu pergi meninggalkan ruangan tinggal Andre dan Kalana yang ada di sana. Mereka berdua saling bertatapan dan saling berpegangan tangan.
“Lena masih gak tahu ada dimana pah?”
“Udah, Lena ada sama Tansyil. Tansyil udah ngomong sama papa, mama tenang ada Lena gak papa.”
“Kalau udah gak papa, kenapa justru dia hilang lagi kaya gini, bukannya Estra bilang Lena udah mulai pergi lagi dan udah mulai kerja malah.”
“Papa juga gak ngerti, takdir atau gimana, bahkan Lena kerja di MY Mall, Har bilang sama papa dia jadi sekretarisnya Luke.”
“Oh ya? Terus waktu kemarin papa ketemu Gancika gimana?”
“Luke sama Estra saling menerima dengan baik.”
“Pah, tapi kan kita sepakat Luke akan sama Lena.”
“Anak-anak lagi main mah, papa gak berani ngusik, kalau saatnya udah tepat mereka pasti bilang ke kita. Sekarang mama sehat aja dulu.”
“Pah,” panggil Kalana. “Keluarga Laksa gimana?”
“Kesepakatan masih berlaku, dan apa yang terjadi nanti papa bisa ngambil semuanya kalau mereka gagalin kesepakatan.”
“Oke, mama gak sudi liat anak itu lagi.”
“Mama yang kuat, kalau mama begini juga, gimana Lena nanti?”
“Mama tahu, pah, Lena jangan sampe tahu ya.”
“Iya mama tenang aja.”
-
Bar
“Andre!” panggil Elena.
“Wow, hai! Gue pikir udah balik,” ucapnya sambil melihat Elena lalu dia terpaku melihat orang yang ada di sampingnya. “Siapa nih?”
“Temen gue, Abi, Bi ini bartender kenalan gue Andre,” ucap Elena.
“Hai Abi.”
“Hai, Andre,” mereka berdua berjabat tangan sambil menatap satu sama lain. “Bir?”
“Boleh.”
“Oke here’s for you girls.”
Abigail menatap Elena sambil bertanya-tanya dengan apa yang dia lihat. Elena seakan telah kembali menjadi social-butterfly, dia bahkan sudah punya teman bartender.
“Kenapa?” tanya Elena.
“Dirumah gue banyak loh, kenapa kesini?” tanya Abi.
“Gue pikir lo mau nanya, kenapa itu bartender namanya mirip bokap gue.”
“Hahaha,” Abigail tertawa. “Itu juga sih, gue kaget namanya sama kaya bokap lo.”
“Waktu lo kerja gue bingung mau kemana jadi gue kesini, orangnya asik lagi juga.”