Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #36

Chapter 36 : Family's

Jenni dengan santai memakan sarapannya sambil melihat ponselnya dan menyalakan TV. Begitu banyak misscall dari David, tapi dia tidak memperdulikannya. Dia juga baru saja kembali dari luar kota, dan dia berencana untuk kembali pergi. Ini adalah saat-saat menyenangkan, ketika dia selama 5 tahun tidak pernah bisa cuti dan hanya mengurus David dan Luke.

“Kak, lo udah balik?” tanya adik Jenni, Nata.

“Oy Nat, gak kuliah lo?”

“Ntar lagi lah gue berangkat sama mama, lo kapan pulangnya?”

“Udah tadi subuh, kenapa?”

“Kak David nyariin lo panik, katanya masalah hidup dan mati,” ucap adiknya sambil mengambil sarapan.

“Kamu tuh sama David berantem kenapa sih? Terus kenapa gitu sampe gak mau kerja, udah mau sebulan loh ini,” ucap ibunya yang selesai bersiap untuk pergi kerja.

“Dia mah emang lebay, sok-sok an masalah hidup dan mati,” ucap Jenni tidak peduli sambil tetap makan.

“Berita berikutnya, diduga adanya indikasi perampokan, sebuah cafe di Jakarta Selatan ditemukan hancur berantakan. Seorang pegawai yang bertugas untuk membuka cafe di pagi hari menemukan pintu cafe sudah tidak terkunci dan seluruh cafe dalam keadaan hancur. Diketahui kerugian mencari 250 juta lebih dalam bentuk interior, alat, dan juga supply. CCTV di dalam cafe pun juga telah rusak, cafe ini terletak dengan gedung-gedung apartemen hal ini menarik pendapat dari beberapa penghuni karena merasa tidak aman. Manager Store menambahkan, tidak ada uang yang hilang hari itu, brankas mereka juga masih aman, namun kerugian dari alat dan supply sangat besar.”

“Uhhuukk~!” Jenni tersedak makanannya mendengar berita itu.

Nata yang melihat kakaknya tersendak mengambil gelas dan berlari ke kakaknya. “Kenapa sih lo kak,” ucapnya kesal.

“Ini berita dari kapan lo tau gak?”

“Kayaknya kemaren deh, di twitter udah rame dari semalem, gue pikir lo tahu kak.”

“Berita Selanjutnya, CEO dari MY Mall, Luke Ben Marina, dikabarkan pernah menghamili mantan pacarnya saat di Australia dan memaksanya untuk menggugurkan kandungannya, diketahui orang tua juga terlibat dalam ini, belum ada pernyataan resmi dari keluarga Marina. Apa karena ini pertunangan antara keluarga Marina dan Gancika akan berakhir?”

Jenni kembali tersedak dan kali ini dia menyemburkan air yang dia minum di wajah adiknya. “Mereka kerja apaan sih! Kok bisa sampe kaya gini beritanya!”

“Najis! Kak!” teriak Nata kesal.

“Jenni! Kamu apa-apaan sih!” teriak ibunya.

“Pengacara dari CEO Laksa Grup, Sean Laksa Putra melayangkan gugatan pada CEO MY Mall Luke Ben Marina, karena Luke Ben melakukan kekerasan pada Sean Laksa dan membuatnya harus berada di rumah sakit selama 1 minggu. Belum di ketahui apa penyebab pertengkaran diantara kedua CEO itu namun di pastikan hal itu terjadi di MY Mall. Sampai Saat ini pihak MY Mall belum dapat dimintai keterangan, Bahkan David Yaniar selaku Wakil Direktur di MY Mall juga tidak dapat dihubungi.” 

“Shit, the news is out.”

Namun sang ibu berhenti marah ketika dia sadar apa yang ada di berita. “Itu bukannya tempat kerja kamu?”

Jenni mengangguk. “Jangan-jangan yang dimaksud hidup dan mati sama David ini lagi,” ucap Jenni.

“Bersihin itu,” ucap sang ibu lalu membuka pintu rumah karena dia melihat mobil yang tidak asing muncul di depan pagar. Dia mengisyaratkan orang itu untuk masuk ke dalam rumah.

“Nata, cepet ayo pergi, mama mau jalan, dan kamu David,” ucap sang ibu.

Jenni pun menoleh cepat sampai terasa seakan kepalanya akan putus saking cepatnya dia berbalik. “Dave.”

“Kalian berdua selesaikan masalah kalian, kalau dari berita yang mama liat, Jen, kamu harus balik bantu David sama Luke,” sambung sang ibu.

“Jangan kaya suami istri lagi berantem terus istrinya kabur ke rumah orang tua, bye!”

David terdiam sambil melihat kedua orang itu pergi dan ketika mereka berdua sudah pergi dengan mobilnya David berbalik dan melihat Jenni. “Ayo cepet, El dimana sekarang?”

“El di Bali dia ngejar Elena, gue gak ngerti dia kenapa sampe dia milih kesana dari pada kelarin masalah ini.”

“Lena pasti udah tahu masalah ini kan?”

“Kayaknya iya.”

Jenni mengambil tasnya lalu berjalan, namun David menarik tangannya menahannya agar tidak menjauh. “Dave, kita gak punya banyak waktu masalah ini kalau kita gak buat statement makin lama makin berkembang. Orang-orang bisa boycott MY Mall.”

“Jen,” David seakan tidak ingin membicarakan hal itu.

“Kenapa? Apa yang mau kamu omongin ke aku?”

David menyandarkan kepalanya ke pundak Jenni. “Jangan tinggalin aku lagi Jen.”

Stop being childish Dave. Kita harus kerja,” Jenni mendorong David dan berjalan keluar.

David hanya bisa menghela nafasnya, dia tahu hal ini akan terjadi tapi dia tetap berusaha menahan perasaannya selama ini. Jenni berbalik dan menatap David.

“Dave,” panggil Jenni.

David menoleh dan menatapnya. “Hmm, kenapa?”

“Kita omongin soal kita nanti, sekarang kita punya masalah yang lebih genting, ngerti?”

-

Marina Building.


Estra masuk ke dalam ruangan ayahnya tanpa mengetuk ataupun permisi dan benar saja didalamnya sudah ada orang kepercayaan ayahnya dan Pak Alan, salah satu orang yang sering membantu keluarga mereka.

“Maaf saya gak permisi dulu,” ucap Estra sambil melangkah mundur.

“Estra Aluna Gancika stop,” ucap ayahnya.

Estra tersentak, ketika ayahnya sudah memanggil nama lengkapnya itu artinya kehidupannya selesai, ayahnya kali ini marah dan meminta penjelasan.

“Ya pah.”

“Elena kerja di MY Mall?”

“Es, saya pikir kamu bilang ke papa kamu kalau El kerja disana.”

“Estra emang bilang kalau Kak El udah kerja lagi tapi Es gak bilang kalau Kak El kerja disana.”

“Berarti Elena sama Luke udah saling kenal?”

“Pah, Kak El sama Luke, terlalu complicated, aku juga gak bisa jelasinnya.”

“Oke, kalau gitu, kamu bisa jelasin ini?” Ayahnya menunjukan foto Sean yang sedang menahan Elena ke dinding.

“Pah, pah, please jangan ngapa-ngapain dulu.”

“Ini kan alasan Elena tiba-tiba kabur ke Tansyil? Tansyil bilang sama papa kalau dia di sana sekarang, Estra, sekarang kamu jawab pertanyaan papa, permainan apa yang kamu lakuin?”

Estra tidak bisa berkata apa-apa ayahnya sudah marah dan Estra tidak punya pilihan lain. “Estra bakal jelasin tapi Es mau tanya, kenapa Pak Alan disini?”

“Om tahu kamu sama Luke mau di jodohin, dan tadi pagi berita tentang Luke hamili pacarnya dan nyuruh gugurin udah di tayangin, dan juga tuduhan Sean di pukulin sama Luke. Kamu juga minta Om buat naikin berita Coffee Buy kan? Ini ada hubungannya sama Elena?”

“Tapi Next TV gak nayangin berita itu kan?”

“Om tahu berita itu hoaks kan? Tapi masalah Luke mukulin Sean itu bener, tapi itu karena dia liat Sean memperlakukan Elena kaya gitu.”

“Om tahu dari awal?”

“Salah satu reporter yang Om kirim kesana gak sengaja ngeliat itu dan foto kejadian itu, MY Mall juga punya rekaman CCTV-nya kan, kenapa mereka gak rilis itu?”

“Luke gak mau. Pah, Luke lebih milih berita itu berkembang dari pada dia harus rilis CCTV itu.”

Lihat selengkapnya