Morning Coffee

Ang.Rose
Chapter #40

Chapter 40 : Who deserve who?

Hotel Sideways.

Sean, Rachel dan pengacara berhadapan dengan Luke, Jerry dan Tria. Sean tersenyum sebentar. 

Look, pemilik dari cafe berteman dengan CEO dari MY Mall yang juga sempat jadi barista? Luke, berapa banyak identitas lo?”

“Oh, berapa banyaknya harusnya gak masalah kan? Untuk apa lo mesti tahu semua identitas gue?”

“Supaya gue bisa pake identitas itu untuk apapun yang gue mau lah.”

“Oh maksudnya, lo mau cari kelemahan gue supaya bisa lo pake untuk mojokin Elena?”

“You don’t deserve her,” ucap Sean.

“Hahaha,” Luke tertawa mendengar ucapan Sean. “And you think you deserve her?”

“Well, gue 5 tahun pacaran sama dia dan lo kenal dia kurang dari setahun, lo pikir lo bisa ngalahin gue?”

5 years? It’s a long time. Tapi, gue gak nyetir sambil mau ngebawa dia buat mati bareng-bareng, so Sean, kenapa lo gak mati waktu itu?” tanya Luke.

“Luke!” teriak Sean.

“What!?” teriak Luke.

“Oke they’re not going to stop yelling at each other, I’m Rachel, and this is our attorney, Bryan,” ucap Rachel.

“Tria, pengacara MY Mall sekaligus Luke.”

“Sean tidak akan menarik tuntutannya, karena kerugian yang diterima Laksa Grup setelah kejadian pemukulan itu cukup besar,” ucap Bryan.

“Ya, kami tahu soal itu, Sean harus dirawat selama seminggu kan? Tapi sepertinya tidak ada patah tulang yang berarti, dan kejadiannya sudah lebih dari dua minggu lalu tapi kenapa sepertinya wajahnya masih bermasalah?” tanya Tria.

“Luka lebam harusnya pulih dua sampai tiga minggu,” ucap Bryan.

“Well, it looks more like a slap not punching.”

“Shut up!” ucap Sean.

Oke, prepare yourself. Kami mau anda mencabut tuntutannya,” ucap Tria tegas.

“Only if Luke Ben Marin pays this amount to Sean.”

Tria mengambil kertas yang diberikan oleh Bryan dan melihat nominal yang diajukan. “Wah, 15 miliar? Apa ini tidak terlalu besar?”

“Sean harus melepaskan tender bernilai 10 miliar dan 2 Miliar hanya karena dia harus dirawat, saya rasa ini jumlah yang cukup.”

Tria menatap Jerry dan Luke. Kejadian pemukulan itu memang benar terjadi dan Luke memang salah atas itu dan dia harus menanggung kesalahannya tapi tidak seperti ini. Ini benar-benar jumlah yang terlalu besar bahkan untuk MY Mall sekalipun.

Jerry membisikan sesuatu pada Tria. Tria terkejut mendengarnya. “Are you sure?”

“Do it,” ucap Jerry.

Tria hanya mengangguk. “Kami punya dua opsi untuk masalah ini. Satu kami akan membayar 15 miliar tapi anda harus pergi angkat kaki dari Indonesia dan menjauh dari Elena selamanya, atau kami hanya akan bayar 2 miliar dan membuktikan bahwa kecelakaan di tol jagorawi 2 tahun lalu adalah percobaan bunuh diri untuk Sean dan percobaan pembunuhan untuk Elena Mary Gancika.”

Sean menatap Luke tidak percaya, kejadian 2 tahun lalu tidak akan ada satu orang pun yang tahu kecuali keluarga Marina dan Keluarga Laksa karena berita tentang itu sudah dikubur dalam-dalam.

“Luke Ben Marina, kau mau bermain denganku?” tanya Sean.

“Gue? Lo bukan lawan main gue.”

“Oh gue bukan lawan main lo? Lo tahu keluarga gue lebih kaya dari keluarga lo kan? Gue tahu semua klien keluarga lo dan gue cuma butuh satu kali telfon untuk bilang ke mereka kalau lo gak butuh mereka.”

“Gue tahu, bahkan Elena sendiri yang bilang kalau keluarga gue gak akan sanggup untuk ngelawan keluarga 10 besar di ASEAN tapi keluarga mereka bisa, and even my engagement with Estra it’s just show, our family has been meet.

“What?”

“Lo pikir apa berita tentang gue dan Estra itu sepenuhnya kebohongan? Well, no, pertunangan antara gue dan Estra memang sudah direncanakan tapi Estra dan ayahnya tidak pernah mengiyakan, dan keluarga gue udah ketemu dengan keluarga Estra, dan itu artinya gue kenal dengan bokapnya Elena.”

“Terus maksud lo, lo tunangan sama Elena?”

No, but our family are business partners now. So choose what you will do? Karena meskipun hal ini sampai masuk ke pengadilan, gue bisa ngebuat ini jadi pengadilan tertutup, atau selesai di mediasi, karena gue bakal keluarin apa yang udah terjadi di dalam Mall gue, gimana lo hampir nyentuh Elena dan alasan di balik pemukulan gue, dan gue bisa buat semua orang untuk buat pernyataan bahwa lo melakukan kekerasan dan pelecehan sama salah satu staf dari mall gue, paham?” ucap Luke.

Bryan membisikan sesuatu pada Rachel, dan dia hanya bisa melihat orang itu. ya kali ini Sean benar-benar dalam masalah.

“Luke, kalau hal itu sampai tersebar nama Elena bisa-bisa terseret lo gak mau kan itu sampai terjadi makanya lo belum buat press release tentang ini,” ucap Rachel.

“Remind me about how big the Marina family is, once I leak this out they can manage to tell all the TV Station to hide the information about the victim and maybe just maybe all women that your boss abused after Elena will speak one by one, it just matter of time that Laksa group will be lost their reputation.”

Jerry menahan Luke untuk tidak bicara lagi. “Kita semua udah tahu kan konsekuensi tentang hal ini. Sean gue gak peduli lo dipukul ataupun diperlakukan bagaimana dengan orang tua lo, tapi nyakitin perempuan terutama orang yang lo cinta, is that healthy? Tapi gue gak mau bahas itu, lo bahas itu sama psikiater lo, sekarang gue cuma mau bilang pilih, mana yang lo mau.”

Mereka bertiga seakan terdiam, Rachel menatap Sean apa yang akan mereka lakukan sekarang, pilihan apa yang akan dia tempeh.

“Oke, let’s do this. We give you 2 Billion rupiahs, and you drop this charge against Luke. No matter what the reason he still hit you,” ucap Jerry lagi.

“Sean, what are we gonna do?” ucap Rachel.

“I think we should take the last offer, or we will go down.”

Sean terdiam dan dia menatap Luke. “I dare you to do the thing that you said. If you want war with me, then let’s war.”

“Oke. Fair enough,” ucap Luke. “We’re done here. Let's see each other's faces on the court.”

Luke, Jerry dan Tria keluar dari sana. Mereka tidak bicara sampai Tria akhirnya berani untuk bertanya. “El, kita bener bisa bikin keluarga Marina buat nolongin kita?”

“Mereka pernah nutupin kejadian di Jagorawi dan ini mudah buat mereka.”

“Oke.”

“Jer, anak-anak Coffee Buy gimana?” tanya Luke.

“Tumben lo nanyain anak-anak kenapa?”

Lihat selengkapnya