Coffee Buy.
Elena berdiri di depan pintu Coffee Buy, dia melihat banyak perbedaan, biasanya di depan pintu akan ada papan tulisan untuk rekomendasi menu hari ini, atau ada barisan antrian orang dan pesanan online.
Tapi kali ini di depan pintu hanya ada tulisan.
Kami masih dalam penyelidikan, mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
Elena bisa melihat dari luar bahwa 4 orang temannya ada disana. Mereka ada di sana sambil membersihkan ruangan. Elena tidak tahu bahwa Sean akan bertindak sampai sejauh itu.
Elena membuka pintu cafe. Seperti biasa pintu itu akan berbunyi.
Tring~!
“Maaf kami belum bisa… ” ucap Grishey sambil menoleh.
Dia terkejut melihat Elena disana, tangannya yang memegang sapu langsung jatuh, dia benar-benar tidak mengira bahwa Elena sudah kembali.
“El… ” ucap Grishey.
“El?” Julian langsung menoleh tidak percaya dia harus memastikannya dulu apa benar itu Elena atau bukan.
“El? Elena?” Pamungkas pun tidak percaya mendengarnya.
Rein yang melihat Elena di depan pintu cafe tersenyum. “Wah, coba lihat orang yang dateng pagi-pagi terus bikin semua khawatir, tiba-tiba muncul. Darimana nona muda?” Ucap Rein.
“Maaf gue bikin kalian khawatir ya?” Tanya Elena.
“Gue, khawatir dikit,” jawab Rein.
“Gue bertanya-tanya sih, tapi tuh dua,” ucap Pamungkas sambil menunjuk Grishey dan Julian.
“Gris, Jul sorry gue bikin kalian khawatir.”
Grishey berlari lalu memeluk Elena. “Aaaahhh~! El. Gue pikir lo kenapa-napa tahu gak.”
“Lo gak papa itu udah cukup buat gue,” ucap Julian sambil mengusap kepala Elena.
“Sorry ya, gara-gara gue cafe jadi begini,” ucap Elena.
“Gue sebenernya bingung, orang-orang pada bilang gara-gara mantan lo, emang lo putus gak baik-baik?” tanya Rein.
“Bukannya gak baik-baik cuma ya banyak masalah lah di antara gue dan dia, dan gue minta maaf banyak kalian jadi kena juga.”
“Jerry sih gak masalah ya gue juga gak masalah,” ucap Pamungkas.
“Lo gak papa kan sekarang?” tanya Julian.
“Gue tahu kalian khawatir, tapi gue udah gak papa sekarang.”
Tringg~!
Lonceng di pintu kembali berbunyi dan kali ini Jerry yang muncul disana, Elena menoleh melihat orang itu, dan dia tidak mengenalnya sama sekali. Walau dia sudah sering dengan tentang Jerry, tapi dia tidak bisa memikirkan bagaimana wajahnya.
Tapi Elena tahu ini pasti Jerry yang dibicarakan.
“Jer, kenapa kesini tumben?” tanya Pamungkas.
“Gris, boleh ngomong sebentar?”
Elena menoleh ke Gris, sedangkan ketiga orang lainnya menunduk tidak percaya.
“Wah perang lagi ini mah,” ucap Rein.
Grishey yang sudah mengenal bagaimana Jerry, ketika dia sendiri yang datang ke cafe dan menemuinya, itu berarti ada kemungkinan dia tidak akan bisa bertemu dengan Jerry dalam kurun waktu yang lama.
“No way!” teriak Grishey.
Elena terkejut mendengarnya. “Gris,” ucap Elena sambil menahan tangan Grishey.
“El, biarin aja,” ucap Julian.
Jerry baru menyadari bahwa Elena ada di sana, Grishey berjalan ke belakang cafe tidak menghiraukan Jerry, tapi Jerry bukannya mengejarnya dia justru menatap Elena.
“Lo bertiga bisa tinggalin gue dulu?” tanya Jerry.
“Lo gak ngejar Gris?” tanya Pamungkas.
“Gue bakal selesain masalah gue sama Gris, tapi gue harus ngomong sama ini orang,” ucap Jerry sambil menatap Elena.
“Ayo Jul, Pam, kita temenin Gris aja.”
Jerry duduk di depan Elena. Mereka berdua seakan sedang menunggu siapa yang akan membuka mulutnya duluan.
“Oke, stop ini bukan staring contest. Lo mau ngomong apa sama gue?” tanya Elena.
“Lo bisa jangan mainin perasaan El?”
“Wah, gue mainin perasaan dia? Apa bukan lo yang mainin perasaan Gris?”
“Gue lagi bahas lo disini.”
“Dan gue gak suka lo cari tahu tentang gue sampe nyewa P.I buat apa? Lo udah tahu gue dimana, dan gue juga udah bilang sama Ben gue dari keluarga Marina, demen banget lo ngorek masa lalu orang. Kalau masa lalu lo gue korek mau?”
“Bokap lo udah ngorek semuanya dan gue gak suka.”
“Ya gue juga gak suka! Lo tahu kejadian di Michigan itu gak ada satupun orang yang tahu bahkan Abi sekalipun, dan lo seenaknya ngasih tahu itu ke Ben dan gak pinter nutupinnya akhirnya bokap gue tahu!”
“Bukannya lo juga terlalu terikat sama orang yang udah mati?”
Plaak~!
Elena menampar Jerry dengan keras. Suaranya bahkan terdengar nyaring sampai Grishey kembali ke dalam cafe.
“Lo gak tahu siapa Nuan buat keluarga gue! Lo tahu gak gimana kondisi keluarga gue setelah dia gak ada, lo gak tahu sehancur apa keluarga gue, lo gak berhak untuk menilai gue.”
“Dan lo juga harusnya gak berhak buat menilai gue!”
“Wah udah gila emang lo, lo yang nyari tahu tentang gue tapi lo justru ngatain gue kaya gini? Eh siapa duluan yang ngusik urusan pribadi orang!?”
“Anak orang kaya kayak lo ngerasa bahwa lo masih punya privasi? Gak ngaca? berita tentang keluarga lo dimana-mana?”
“Oh iya gue tahu, berita gue dimana-mana apalagi baru-baru ini and thanks to you for helping Ben all this time. Tapi gak dengar nyari tahu kehidupan masa lalu gue!”